Halaman

    Social Items

 
menopause

Pengertian Menopause


Seiring dengan proses penuaan, tiap wanita akan mengalami menopause atau masa berakhirnya siklus menstruasi. Fase alami ini disebabkan oleh perubahan pada kadar hormon tubuh wanita. Menjelang akhir usia 30 tahun, kinerja ovarium akan menurun lalu akhirnya berhenti memproduksi hormon reproduksi pada usia sekitar 50 tahun. 

Usia dan Proses Menopause

Usia menopause pada tiap wanita berbeda-beda, tapi menopause umumnya terjadi usia 50 tahun. Meski demikian, ada juga sebagian wanita yang mengalaminya sebelum berusia 40 tahun. Inilah yang disebut menopause dini atau prematur.

Menopause prematur terjadi pada sekitar satu dari 100 wanita. Gangguan ini terjadi karena ovarium berhenti menghasilkan hormon-hormon reproduksi dalam jumlah normal. Kelainan genetika atau penyakit autoimun diduga sebagai penyebab di balik masalah ini.

Selain terjadi secara alami, menopause juga dapat dipicu oleh beberapa prosedur medis, misalnya operasi pengangkatan rahim atau ovarium. Metode pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi juga dapat memicu menopause dini. Tetapi siklus menstruasi terkadang dapat kembali terjadi setelah kemoterapi dan radioterapi berakhir.

Infeksi akibat malaria, virus varisela, dan tuberkulosis juga dapat memicu terjadinya menopause lebih awal. Begitu juga dengan beberapa jenis kondisi, antara lain hipotiroidisme, sindrom Down, serta penyakit Addison. 

Gejala-gejala Menopause


Tiap wanita tidak memiliki proses menopause yang sama. Proses ini umumnya ditandai dengan menstruasi yang berakhir secara bertahap. Frekuensi dan interval menstruasi akan semakin jarang sebelum akhirnya berhenti sama sekali. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada sebagian wanita yang mengalami menopause dengan siklus menstruasi yang berakhir secara tiba-tiba.

Menjelang menopause, ada beberapa gejala emosional serta fisik yang dapat dirasakan oleh seorang wanita. Gejala-gejala tersebut umumnya meliputi:
  • Perubahan pada siklus menstruasi, misalnya menstruasi yang tidak teratur, volume pendarahan yang sedikit atau berlebihan.
  • Sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot flushes).
  • Kekeringan pada vagina yang dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks.
  • Menurunnya gairah seks.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Gangguan tidur, seperti sering terbangun tiba-tiba dan insomnia, yang juga dapat menyebabkan sulit konsentrasi.
  • Emosi yang tidak stabil, seperti uring-uringan, sedih, atau depresi.
  • Kenaikan berat badan dan metabolisme yang lamban.
  • Sakit kepala.
  • Rambut yang menipis dan kulit kering.
  • Lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih.

Hubungi dokter jika Anda mengalami gejala menopause yang parah, misalnya terjadi infeksi atau muncul rasa nyeri akibat vagina yang kering, atau jika terjadi pendarahan setelah melewati masa menopause. 

Langkah Penanganan Sederhana Untuk Menopause


Menopause umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Gejala-gejalanya juga tidak bersifat permanen dan akan berkurang seiring waktu.

Sebagian besar wanita dapat melakukan perubahan dalam gaya hidup mereka untuk mengurangi gejala-gejalanya. Beberapa langkah sederhana berikut mungkin dapat membantu.
  • Mengatasi sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebarGejala ini dapat ditangani dengan mengenakan pakaian tipis dan menghindari faktor pemicu seperti kafein, minuman panas, makanan pedas, minuman keras, serta stres. Langkah ini juga berguna untuk menangani gejala berkeringat pada malam hari.
  • Menerapkan pola makan yang seimbang dan teratur berolahraga. Selain untuk mencegah kenaikan berat badan yang cenderung mengiringi masa menopause, langkah ini juga berguna untuk menguatkan tulang agar tidak mudah keropos.
  • Cukup beristirahat. Pastikan untuk tidur yang cukup.
  • Melakukan senam Kegel. Langkah ini berguna untuk menguatkan otot dasar panggul sehingga mengurangi inkontinensia urin atau sulit menahan urin.
  • Melakukan teknik relaksasi. Misalnya meditasi, mengatur pernapasan, yoga, serta taichi. Teknik ini dapat membantu untuk mengurangi tingkat stres atau depresi.
  • Jangan merokok. Selain meningkatkan risiko banyak penyakit, merokok juga dapat memperparah gejala menopause.

Langkah Penanganan Medis Untuk Menopause


Tidak semua wanita dapat mengatasi gejala-gejala menopause dengan langkah-langkah sederhana. Jika gejala-gejala menopause yang Anda alami termasuk parah hingga mengganggu rutinitas, dokter biasanya akan menganjurkan penggunaan obat-obatan untuk menguranginya. Penentuan jenis metode penanganan medis ini tergantung kepada gejala-gejala serta riwayat kesehatan Anda.

Terapi penggantian hormon merupakan langkah penanganan menopause yang paling sering digunakan karena tingkat keefektifannya. Obat-obatan dalam terapi ini tersedia dalam bentuk tablet, krim, gel, koyo, dan implan. Selain untuk mengurangi gejala menopause, terapi penggantian hormon jangka panjang juga dapat mengurangi risiko osteoporosis.

Sesuai namanya, kinerja terapi ini adalah dengan menggantikan hormon-hormon reproduksi alami yang menurun seiring proses menopause. Terapi penggantian hormon terbagi dalam dua kategori, yaitu terapi penggantian hormon estrogen dan kombinasi.

Terapi penggantian hormon estrogen hanya dianjurkan bagi wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan ovarium dan rahim karena estrogen dapat meningkatkan risiko kanker rahim. Sedangkan terapi penggantian hormon kombinasi (estrogen dan progesteron) diberikan untuk wanita yang masih memiliki rahim.

Penggunaan obat-obatan dalam terapi ini dapat dihentikan secara bertahap setelah gejala-gejala menopause berakhir. Pada umumnya, durasi gejala menopause yang dialami oleh seorang wanita adalah sekitar 2-5 tahun.

Selama masa menopause, tingkat kesuburan wanita menurun karena produksi hormon yang berkurang. Tetapi harap diingat bahwa kemungkinan hamil tetap ada meski Anda sedang menjalani terapi penggantian hormon yang mirip dengan pil kontrasepsi. Karena itu, tetaplah menggunakan alat kontrasepsi sampai masa menopause Anda berakhir.

Jika terapi penggantian hormon kurang cocok untuk Anda, dokter biasanya akan menganjurkan tibolone sebagai obat alternatif karena kinerjanya yang serupa. Tetapi obat ini tidak cocok untuk wanita berusia di atas 60 tahun.

Di samping terapi penggantian hormon dan tibolone, ada beberapa metode penanganan lain yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause. Di antaranya:
  • Clonidine. Obat antihipertensi ini terbukti dapat mengurangi gejala sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar(hot flushes).
  • Pelumas vagina untuk mengatasi kekeringan pada vagina serta rasa sakit saat berhubungan seks.
  • Antidepresan, misalnya fluoxetine dan citalopram, untuk mengatasi hot flushes.

Tiap metode pengobatan pasti memiliki efek samping. Karena itu, para wanita dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter setelah tiga bulan pertama menjalani terapi penggantian hormon penggunaan lalu pemeriksaan rutin setahun sekali. Sementara wanita yang menggunakan metode penanganan lain disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter setidaknya setahun sekali. Jika gejala-gejala Anda tidak berkurang setelah beberapa waktu penggunaan, Anda bisa menghentikan pengobatan.

Mengenal Apa Itu Menopause

 
menopause

Pengertian Menopause


Seiring dengan proses penuaan, tiap wanita akan mengalami menopause atau masa berakhirnya siklus menstruasi. Fase alami ini disebabkan oleh perubahan pada kadar hormon tubuh wanita. Menjelang akhir usia 30 tahun, kinerja ovarium akan menurun lalu akhirnya berhenti memproduksi hormon reproduksi pada usia sekitar 50 tahun. 

Usia dan Proses Menopause

Usia menopause pada tiap wanita berbeda-beda, tapi menopause umumnya terjadi usia 50 tahun. Meski demikian, ada juga sebagian wanita yang mengalaminya sebelum berusia 40 tahun. Inilah yang disebut menopause dini atau prematur.

Menopause prematur terjadi pada sekitar satu dari 100 wanita. Gangguan ini terjadi karena ovarium berhenti menghasilkan hormon-hormon reproduksi dalam jumlah normal. Kelainan genetika atau penyakit autoimun diduga sebagai penyebab di balik masalah ini.

Selain terjadi secara alami, menopause juga dapat dipicu oleh beberapa prosedur medis, misalnya operasi pengangkatan rahim atau ovarium. Metode pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi juga dapat memicu menopause dini. Tetapi siklus menstruasi terkadang dapat kembali terjadi setelah kemoterapi dan radioterapi berakhir.

Infeksi akibat malaria, virus varisela, dan tuberkulosis juga dapat memicu terjadinya menopause lebih awal. Begitu juga dengan beberapa jenis kondisi, antara lain hipotiroidisme, sindrom Down, serta penyakit Addison. 

Gejala-gejala Menopause


Tiap wanita tidak memiliki proses menopause yang sama. Proses ini umumnya ditandai dengan menstruasi yang berakhir secara bertahap. Frekuensi dan interval menstruasi akan semakin jarang sebelum akhirnya berhenti sama sekali. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada sebagian wanita yang mengalami menopause dengan siklus menstruasi yang berakhir secara tiba-tiba.

Menjelang menopause, ada beberapa gejala emosional serta fisik yang dapat dirasakan oleh seorang wanita. Gejala-gejala tersebut umumnya meliputi:
  • Perubahan pada siklus menstruasi, misalnya menstruasi yang tidak teratur, volume pendarahan yang sedikit atau berlebihan.
  • Sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot flushes).
  • Kekeringan pada vagina yang dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks.
  • Menurunnya gairah seks.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Gangguan tidur, seperti sering terbangun tiba-tiba dan insomnia, yang juga dapat menyebabkan sulit konsentrasi.
  • Emosi yang tidak stabil, seperti uring-uringan, sedih, atau depresi.
  • Kenaikan berat badan dan metabolisme yang lamban.
  • Sakit kepala.
  • Rambut yang menipis dan kulit kering.
  • Lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih.

Hubungi dokter jika Anda mengalami gejala menopause yang parah, misalnya terjadi infeksi atau muncul rasa nyeri akibat vagina yang kering, atau jika terjadi pendarahan setelah melewati masa menopause. 

Langkah Penanganan Sederhana Untuk Menopause


Menopause umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Gejala-gejalanya juga tidak bersifat permanen dan akan berkurang seiring waktu.

Sebagian besar wanita dapat melakukan perubahan dalam gaya hidup mereka untuk mengurangi gejala-gejalanya. Beberapa langkah sederhana berikut mungkin dapat membantu.
  • Mengatasi sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebarGejala ini dapat ditangani dengan mengenakan pakaian tipis dan menghindari faktor pemicu seperti kafein, minuman panas, makanan pedas, minuman keras, serta stres. Langkah ini juga berguna untuk menangani gejala berkeringat pada malam hari.
  • Menerapkan pola makan yang seimbang dan teratur berolahraga. Selain untuk mencegah kenaikan berat badan yang cenderung mengiringi masa menopause, langkah ini juga berguna untuk menguatkan tulang agar tidak mudah keropos.
  • Cukup beristirahat. Pastikan untuk tidur yang cukup.
  • Melakukan senam Kegel. Langkah ini berguna untuk menguatkan otot dasar panggul sehingga mengurangi inkontinensia urin atau sulit menahan urin.
  • Melakukan teknik relaksasi. Misalnya meditasi, mengatur pernapasan, yoga, serta taichi. Teknik ini dapat membantu untuk mengurangi tingkat stres atau depresi.
  • Jangan merokok. Selain meningkatkan risiko banyak penyakit, merokok juga dapat memperparah gejala menopause.

Langkah Penanganan Medis Untuk Menopause


Tidak semua wanita dapat mengatasi gejala-gejala menopause dengan langkah-langkah sederhana. Jika gejala-gejala menopause yang Anda alami termasuk parah hingga mengganggu rutinitas, dokter biasanya akan menganjurkan penggunaan obat-obatan untuk menguranginya. Penentuan jenis metode penanganan medis ini tergantung kepada gejala-gejala serta riwayat kesehatan Anda.

Terapi penggantian hormon merupakan langkah penanganan menopause yang paling sering digunakan karena tingkat keefektifannya. Obat-obatan dalam terapi ini tersedia dalam bentuk tablet, krim, gel, koyo, dan implan. Selain untuk mengurangi gejala menopause, terapi penggantian hormon jangka panjang juga dapat mengurangi risiko osteoporosis.

Sesuai namanya, kinerja terapi ini adalah dengan menggantikan hormon-hormon reproduksi alami yang menurun seiring proses menopause. Terapi penggantian hormon terbagi dalam dua kategori, yaitu terapi penggantian hormon estrogen dan kombinasi.

Terapi penggantian hormon estrogen hanya dianjurkan bagi wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan ovarium dan rahim karena estrogen dapat meningkatkan risiko kanker rahim. Sedangkan terapi penggantian hormon kombinasi (estrogen dan progesteron) diberikan untuk wanita yang masih memiliki rahim.

Penggunaan obat-obatan dalam terapi ini dapat dihentikan secara bertahap setelah gejala-gejala menopause berakhir. Pada umumnya, durasi gejala menopause yang dialami oleh seorang wanita adalah sekitar 2-5 tahun.

Selama masa menopause, tingkat kesuburan wanita menurun karena produksi hormon yang berkurang. Tetapi harap diingat bahwa kemungkinan hamil tetap ada meski Anda sedang menjalani terapi penggantian hormon yang mirip dengan pil kontrasepsi. Karena itu, tetaplah menggunakan alat kontrasepsi sampai masa menopause Anda berakhir.

Jika terapi penggantian hormon kurang cocok untuk Anda, dokter biasanya akan menganjurkan tibolone sebagai obat alternatif karena kinerjanya yang serupa. Tetapi obat ini tidak cocok untuk wanita berusia di atas 60 tahun.

Di samping terapi penggantian hormon dan tibolone, ada beberapa metode penanganan lain yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause. Di antaranya:
  • Clonidine. Obat antihipertensi ini terbukti dapat mengurangi gejala sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar(hot flushes).
  • Pelumas vagina untuk mengatasi kekeringan pada vagina serta rasa sakit saat berhubungan seks.
  • Antidepresan, misalnya fluoxetine dan citalopram, untuk mengatasi hot flushes.

Tiap metode pengobatan pasti memiliki efek samping. Karena itu, para wanita dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter setelah tiga bulan pertama menjalani terapi penggantian hormon penggunaan lalu pemeriksaan rutin setahun sekali. Sementara wanita yang menggunakan metode penanganan lain disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter setidaknya setahun sekali. Jika gejala-gejala Anda tidak berkurang setelah beberapa waktu penggunaan, Anda bisa menghentikan pengobatan.

Tidak ada komentar

Silahkan tulis komentar anda di kolom komentar di bawah ini, komentar yang mengandung link aktif tidak akan tampil sebelum disetujui. Terimakasih