Halaman

    Social Items

Migrain

Pengertian Migrain


Pengidap migrain umumnya merasakan sakit kepala hebat di bagian depan atau satu sisi kepala. Beberapa orang hanya sesekali terserang migrain. Bahkan ada yang hanya mengalami migrain satu-dua kali dalam beberapa tahun. Namun ada juga pengidap yang merasakan kondisi ini hingga beberapa kali seminggu.
Penyakit yang umumnya bermula di usia dewasa muda  ini lebih sering diidap wanita dibanding pria. Migrain diperkirakan menyerang 1 dari 5 wanita dan 1 dari 15 pria. Menurut hasil penelitian WHO, sekitar 10% dari kasus sakit kepala yang diderita orang dewasa berumur 18-65 tahun disebabkan oleh migrain.

Mengidentifikasi Migrain


Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis migrain. Migrain dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi pola sakit kepala yang sesuai dengan gejala pada migrain.
Selain sakit kepala, merasa mual, jauh lebih peka terhadap cahaya dan suara juga menjadi gejala yang dirasakan sebagian orang. Ada beberapa jenis migrain yang perlu Anda kenali, yaitu:
  • Migrain tanpa aura: sakit kepala migrain yang terjadi tanpa tanda-tanda atau peringatan. Migrain tanpa aura adalah jenis migrain yang paling umum dan dialami sekitar 75 persen pengidap migrain.
  • Migrain dengan aura: tanda-tanda yang mengawali sakit kepala migrain disebut aura. Tanda-tanda yang dirasakan sebelum terjadi migrain ini umumnya berupa masalah penglihatan (kilatan cahaya pada mata), kekakuan pada leher, pundak, dan anggota tubuh. Migrain dengan aura juga dikenal sebagai migrain klasik. Jenis ini dialami sekitar 20 persen pengidap migrain.
  • Aura migrain tanpa sakit kepala: migrain terjadi ketika pengidap merasakan aura atau gejala migrain lain, tapi tanpa diiringi sakit kepala.

Waspadai Kondisi Tertentu


Migrain tergolong penyakit yang umum terjadi, sehingga kerap dimaklumi sebagai penyakit yang tidak perlu ditangani secara khusus. Namun sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter jika mengalami serangan migrain lebih dari lima kali dalam sebulan atau jika rasa sakit yang ditimbulkan sudah tidak dapat ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Selain itu Anda perlu waspada karena sakit kepala tertentu dapat merujuk pada penyakit serius lain seperti stroke atau meningitis, dengan gejala sebagai berikut:
  • Sakit kepala sangat parah yang terjadi secara tiba-tiba dan belum pernah dirasakan sebelumnya.
  • Lengan dan atau satu sisi wajah, atau seluruhnya, terasa lemas atau lumpuh.
  • Sakit kepala yang bersamaan dengan demam, leher kaku, kebingungan, kejang, penglihatan kabur, dan ruam kulit.
  • Bicara dan gerak bibir susah dimengerti.
Jika Anda mengalami atau melihat seseorang mengalami gejala di atas, segera bawa ke rumah sakit atau menghubungi ambulans.

Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Migrain


Penyebab migrain masih belum diketahui pasti. Namun beberapa faktor berikut diduga berperan menjadi penyebab:
  • Faktor hormonPerubahan hormon menyebabkan beberapa wanita merasakan migrain pada masa menstruasimereka.
  • Faktor gen. Sekitar setengah pengidap migrain memiliki kerabat dekat yang juga mengalami migrain.
  • Perubahan sementara pada zat kimia dalam otak dan pembuluh darahnya.
  • Konsumsi makanan dan minuman tertentu. Asam amino bernama tiramin yang terkandung dalam produk seperti keju, cokelat, dan alkohol dapat memicu migrain.
  • Faktor pemicu lainnya seperti stres dan kelelahan bisa memicu migrain pada sebagian pengidap.

Suasana Tenang


Berbaring di dalam kamar gelap sering menjadi solusi yang paling mudah dilakukan ketika migrain menyerang. Penyakit ini sebenarnya tidak dapat disembuhkan, namun ada pengobatan yang membantu meringankan rasa sakit yang dirasakan, yaitu:
  • Obat-obatan anti-muntah yang digunakan untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
  • Obat-obatan pereda rasa sakit tanpa resep dokter seperti parasetamol, aspirin, ibuprofen, asetaminofen.
  • Triptan, yaitu kelompok obat-obatan yang dapat meredam perubahan zat kimia  dalam otak yang menjadi penyebab migrain.

Mengenali Pemicu Migrain


Kambuhnya migrain dapat dicegah dengan langkah-langkah berikut:
  • Menjalani gaya hidup sehat dengan tidur cukup dan teratur, olahraga teratur, pola makan sehat, batasi konsumsi minuman keras, dan kafein.
  • Mengenali dan menghindari pemicu migrain seperti kurang istirahat, stress, dan konsumsi makanan serta minuman tertentu.
  • Menghindari konsumsi obat-obatan tertentu seperti pada wanita yang mengidap migrain saat menstruasi, disarankan untuk menghindari obat-obatan yang mengandung hormon estrogen seperti pil KB.
  • Mengonsumsi obat-obatan pencegah migrain seperti obat-obatan antikejang(topiramat dan propranolol).

Bagi Penderita Migrain

Migrain dapat berdampak besar bagi hidup pengidapnya. Anda kadang-kadang menjadi tidak bisa beraktivitas secara normal saat terserang penyakit ini. Sebagian orang dalam suatu waktu perlu tetap tinggal di tempat tidur selama beberapa hari saat dan setelah terserang migrain. Meski serangan migrain terkadang dapat memburuk dari waktu ke waktu, namun dalam hitungan tahun, umumnya kondisi pengidap cenderung untuk membaik. Beberapa pengobatan dan metode efektif dapat membantu mencegah migrain sehingga tidak terjadi banyak gangguan dalam hidup pengidapnya.

Gejala Migrain


Pengidap migrain merasakan sakit di kepala dalam bentuk denyutan kuat yang memburuk tiap kali mereka bergerak. Sakit kepala umumnya terasa pada bagian depan atau salah satu sisi kepala. Rasa sakit juga dapat terjadi pada kedua sisi kepala, wajah, atau leher. Denyutan yang dirasakan dapat begitu hebat sehingga membuat Anda tidak mampu beraktivitas normal.

Proses Terjadinya Migrain


Meski tidak semua pengidap migrain merasakan semuanya, tapi empat tahap berikut ini bersifat umum:
  1. Tahap sebelum sakit kepala atau disebut ‘prodormal’: perubahan mood, kelakukan dan napsu makan.
  2. Aura: biasanya mengalami masalah kesehatan seperti kilatan cahaya yang terjadi hingga sejam.
  3. Sakit kepala: sakit kepala hebat pada salah satu bagian kepala, biasanya diiringi sensitifitas terhadap cahaya dan suara, mual, muntah. Tahap ini terjadi selama kurang lebih 72 jam.
  4. Resolusi: saat semua gejala berangsur mereda.

Gejala-gejala yang Menyertai Migrain


Gejala-gejala migrain memakan waktu dari empat jam hingga tiga hari untuk benar-benar menghilang. Ini bisa menyebabkan penderita merasa lelah selama sepekan setelah terserang migrain. Selain sakit kepala, berikut ini adalah gejala-gejala lain yang sering muncul bersamaan atau mendahului sakit kepala migrain:
  • Anda mungkin akan merasa mual, diikuti dengan muntah.
  • Kurang konsentrasi.
  • Merasa sangat kedinginan atau sangat kepanasan hingga berkeringat.
  • Sakit perut (kadang-kadang menyebabkan diare).
  • Menjadi terlalu peka terhadap cahaya, dan bahkan suara. Ini sebabnya kebanyakan pengidap migrain ingin istirahat di ruangan tenang dan gelap.
Tidak semua orang merasakan gejala-gejala di atas saat mereka terserang migrain. Gejala-gejala ini juga tidak selalu terjadi secara bersamaan. Dalam beberapa kasus, pengidap dapat merasakan gejala ini tanpa merasakan sakit kepala migrain.

Gejala-gejala Aura


Aura adalah gejala yang dirasakan menjelang terjadinya serangan migrain. Penelitian mendeteksi bahwa aura terjadi terutama karena perubahan zat kimia dalam otak. Sekitar 1 dari 3 penderita migrain mengalami aura sebelum sakit kepala muncul.
Sebelum sakit kepala mulai dirasakan, terjadi gejala aura yang biasanya berdurasi antara 15 menit hingga satu jam. Meski sakit kepala adalah gejala utama migrain yang paling umum terjadi, namun tidak semua penderita akan merasakannya. Sebagian penderita hanya merasakan sakit kepala ringan, sementara sebagian yang lain hanya mengalami gejala aura saja.
Berikut gejala-gejala aura yang mungkin dirasakan:
  • Rasa kebas atau mungkin kesemutan seperti ditusuk jarum biasa bermula pada satu tangan dan naik ke lengan sebelum terasa pada wajah, bibir, dan lidah.
  • Gangguan penglihatan. Anda seperti melihat kilatan cahaya, pola berliku atau titik-titik gelap.
  • Kehilangan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh. Penderita akan merasa hilang arah atau limbung.
  • Kesulitan bicara.
  • Kehilangan kesadaran . Namun gejala ini jarang terjadi.

Kapan Mencari Bantuan Medis?


Jika mengalami serangan migrain lebih dari lima kali dalam sebulan atau jika rasa sakit yang ditimbulkan sudah tidak dapat ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran, sebaiknya Anda segera berkonsultasi kepada dokter.
Selain itu Anda perlu waspada karena sakit kepala tertentu dapat merujuk pada penyakit serius lain seperti stroke atau meningitis, dengan gejala sebagai berikut:
  • Sakit kepala sangat parah yang terjadi secara tiba-tiba dan belum pernah dirasakan sebelumnya.
  • Lengan dan atau satu sisi wajah, atau seluruhnya, terasa lemas atau lumpuh.
  • Sakit kepala yang bersamaan dengan demam, leher kaku, kebingungan, kejang, penglihatan kabur, dan ruam kulit.
  • Bicara dan gerak bibir susah dimengerti.

Penyebab Migrain


Meski penyebab dasar migrain belum diketahui dengan pasti, ada beberapa faktor risiko yang dikira dapat memicu terjadinya serangan migrain. Aktivitas temporer yang tidak normal dalam otak berdampak pada pembuluh darah, sinyal saraf, dan zat kimia dalam otak. Serotonin merupakan zat kimia dalam otak yang mengelola rasa sakit dalam sistem saraf. Ketidakseimbangan serotonin juga diduga memicu terjadinya migrain. Faktor genetis dan lingkungan juga bisa membuat Anda lebih berisiko mengalami migrain. Beberapa hal berikut ini diduga menjadi pemicu migrain:

Kecenderungan genetis

Migrain bisa diturunkan dalam keluarga. Sekitar setengah pengidap migrain memiliki anggota keluarga dekat yang juga mengalami migrain. Meski demikian bukan berarti seluruh anggota akan terkena gangguan ini.

Perubahan hormon pada wanita

Fluktuasi kadar hormon pada penderita wanita berkaitan erat dengan migrain. Sebagian wanita terserang migrain di masa menstruasi. Kondisi ini dikenal dengan migrain menstruasi. Kadar hormon estrogen yang turun tepat sebelum penderita wanita menjalani masa menstruasi diduga menjadi penyebab migrain.
Wanita dapat mengalami migrain menstruasi sejak dua hari sebelum hingga tiga hari setelah hari pertama menstruasi. Menopause juga bisa menjadi pemicu migrain. Namun ada sebagian wanita pengidap migrain merasa penyakit ini justru membaik setelah mereka menopause.

Pemicu pola  makan dan bahan makanan

Berikut hal-hal yang berhubungan dengan pola makan yang dapat memicu migrain yaitu: minuman keras, zat tiramin pada makanan, produk mengandung kafein (teh dan kopi), makanan-makanan tertentu seperti cokelat, buah jeruk, dan keju, jadwal makan yang tidak teratur, kondisi dehidrasi.

Pemicu dari lingkungan sekitar

Faktor lingkungan juga dapat menjadi pemicu seseorang terserang penyakit ini:
  • Merokok (atau ruangan yang penuh asap rokok)
  • Bau yang tajam
  • Cahaya terang
  • Udara pengap
  • Layar yang berkedip, seperti TV atau layar computer
  • Bunyi-bunyi bising
  • Perubahan iklim, seperti perubahan kelembapan atau suhu sangat dingin

Pemicu emosional diri sendiri

Migrain dapat dipicu hal-hal emosional seperti: kecemasan, stres, ketegangan, terguncang, depresi, kegirangan.

Pemicu fisik dan kebiasaan

Kondisi fisik akibat beberapa pola hidup juga dapat menyebabkan migrain, seperti: buruknya kualitas tidur, ketegangan pada leher dan bahu, jet lag, kelelahan, perubahan waktu pekerjaan, postur tubuh, gula darah rendah.

Pengaruh dari obat-obatan

Konsumsi beberapa obat tertentu juga dapat memicu migrain, seperti: beberapa jenis tablet tidur, pil kontrasepsi, terapi penggantian hormon yang kadang digunakan untuk mencegah menopause.

Diagnosis Migrain


Migrain dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi pola sakit kepala yang sesuai dengan gejala pada migrain. Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis migrain. Diagnosis akurat penyakit ini sendiri membutuhkan waktu dikarenakan kadang-kadang migrain terjadi tanpa diiringi gejala yang mudah dikenali, serta tidak dapat ditebak. Untuk memudahkan diagnosis, Anda dapat mencatat serangan migrain yang Anda alami. Dalam catatan tersebut, Anda dapat menuliskan:
  • Tanggal dan waktu terjadinya migrain.
  • Apa yang sedang dikerjakan ketika serangan migrain terjadi.
  • Berapa lama serangan itu terjadi.
  • Gejala-gejala apa saja yang dirasakan.
  • Obat apa yang dikonsumsi (jika ada).
  • Makanan apa saja yang dikonsumsi ketika atau sebelum terjadi serangan.
  • Jika terjadi atau dekat dengan waktu menstruasi (bagi pengidap wanita).
Saat pertama kali menemui dokter untuk mengidentifikasi kemungkinan migrain, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyakit lain. Identifikasi dilakukan dengan memeriksa koordinasi antar-anggota tubuh, refleks, kondisi penglihatan, dan indera peraba.  Dokter akan mengonfirmasi apakah sakit kepala yang Anda rasakan:
  • Membuat Anda tidak bisa beraktivitas karena terasa sangat parah.
  • Nyeri kepala berdenyut.
  • Terasa semakin buruk ketika bergerak.
  • Diiringi dengan kepekaan terhadap cahaya dan bunyi.
  • Bersamaan dengan rasa mual dan muntah.
Dokter mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis saraf dan otak jika:
  • Diagnosis masih belum bisa dipastikan.
  • Anda mengidap migrain kronik (terjadi dalam 15 hari atau lebih per bulan).
  • Jika obat-obatan yang dikonsumsi tidak meredakan gejala.

Pengobatan Migrain


Pilihan Menanggulangi Serangan Migrain

Meski migrain tidak dapat disembuhkan, tapi frekuensi dan rasa sakit yang dirasakan dapat diringankan. Terdapat cara-cara yang berbeda bagi tiap orang dalam menangani migrain. Beberapa merasa lebih baik dengan mengonsumsi obat tertentu, sementara yang lain memilih berbaring dalam kamar gelap.
Anda barangkali perlu mencoba beberapa cara berbeda sebelum menemukan langkah paling tepat menangani penyakit ini. Strategi penanganan tergantung pada frekuensi,  tingkat keparahan migrain, dan kondisi kesehatan Anda, termasuk situasi khusus seperti pada wanita hamil dan menyusui.
Banyak orang merasa nyaman mengonsumsi kombinasi obat-obatan pereda rasa sakit dan anti-mual yang dijual bebas di pasaran, namun sebaiknya Anda mengonsultasikannya kepada dokter. Disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan anti-mual dan pereda sakit secara terpisah agar Anda dapat membatasi dosis dari masing-masing obat.

Obat pereda rasa sakit

Rasa sakit pada migrain stadium sedang dapat diringankan dengan obat yang dijual bebas seperti aspirin, paracetamol, atau obat-obatan anti-inflamasi (NSAIDs) seperti ibuprofen. Acetaminofen juga dapat meringankan gejala pada beberapa orang. Selain itu, ada juga obat yang merupakan kombinasi dari acetaminophen, aspirin, dan kafein yang efektif dalam mengobati migrain.
Obat-obatan tersebut sebaiknya dikonsumsi saat gejala migrain pertama kali terasa agar obat terserap ke dalam pembuluh darah sehingga meredakan sakit. Jenis yang paling mudah diserap tubuh adalah yang berupa tablet yang dilarutkan dalam air. Tablet larut tersebut juga tepat dikonsumsi pengidap yang mual dan tidak bisa menelan pil. Pada kasus ini, penderita juga dapat menggunakan kapsul suppositories yang dimasukkan melalui anus.
Sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut ini:
  • Aspirin dan ibuprofen tidak direkomendasikan untuk orang dewasa yang pernah memiliki masalah kesehatan pada perut seperti sakit maag, masalah ginjal atau hati. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, obat ini justru dapat memperburuk maag dan mengakibatkan pendarahan saluran pencernaan.
  • Pastikan Anda membaca petunjuk penggunaan setiap kali akan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas.
  • Waspadai efek-samping sakit kepala akibat mengonsumsi obat pereda sakit. Terlalu sering mengonsumsi obat-obatan ini justru dapat membuat migrain memburuk.
  • Jika obat-obatan yang dijual bebas dirasa tidak efektif, atau jika Anda terus menerus membutuhkan obat pereda rasa sakit, sebaiknya berkonsultasilah pada dokter.
Dokter akan menyarankan penghentian konsumsi obat jika dia memperkirakan bahwa penggunaannya justru membuat sakit kepala Anda memburuk. Jika tidak, dokter mungkin akan memberikan resep pereda rasa sakit dalam dosis lebih tinggi atau yang dikombinasi dengan triptan. Selengkapnya akan dijelaskan di bawah ini.

Triptan

Obat ini biasa direkomendasikan  jika obat-obatan pereda rasa sakit tidak efektif. Fungsi triptan berbeda dengan pereda rasa sakit. Triptan berfungsi memicu penyempitan pembuluh darah dan dan menghalangi penyaluran rasa sakit pada saraf otak.
Triptan tersedia dalam bentuk suntikan, tablet, dan obat semprot yang dihirup.  Berikut ini adalah beberapa nama dari kelompok obat-obatan tersebut: rizatriptan, sumatriptan, almotriptan, naratriptan, frovatriptan, zolmitriptan, dan eletriptan. Ada juga tablet kombinasi sumatriptan and sodium naproxen untuk  meredakan sakit.
Triptan tidak direkomendasikan untuk orang-oang yang berisiko mengidap stroke dan serangan jantung.  Obat jenis ini juga dapat mengakibatkan beberapa efek samping sebagai berikut:
  • Rasa panas, ketegangan, kesemutan, wajah memerah, anggota tubuh terutama wajah dan dada terasa berat.
  • Mual, mulut kering dan rasa kantuk.
  • Pusing, lemah otot.
Dokter dapat meresepkan obat lain jika efek samping dirasakan sangat mengganggu. Rekomendasi ini akan diberikan setelah pasien menjalani pemeriksaan untuk mengevaluasi efektivitas triptan.

Obat-obatan anti-mual

Obat anti-mual diberikan karena migrain sering diiringi mual dan terkadang muntah. Obat ini umumnya diresepkan bersamaan dengan triptan atau pereda rasa sakit.  Tapi meski Anda tidak merasa mual, pada beberapa orang, obat ini dideteksi dapat mengobati migrain.
Chlorpromazine, metoclopramide (Reglan), atau prochlorperazine (Compro) adalah contoh obat yang biasa diresepkan.Obat ini sebaiknya segera dikonsumsi ketika migrain mulai terasa, sama seperti konsumsi obat pereda sakit.
Efek samping yang bisa ditimbulkan dari obat-obatan ini adalah diare dan rasa mengantuk.

Transcranial magnetic stimulation (TMS)

Konsultasikan kepada dokter jika pengobatan mandiri dirasa tidak efektif. Pengobatan dan pencegahan migrain di beberapa rumah sakit dapat dilakukan dengan transcranial magnetic stimulation (TMS).
TMS adalah sebuah perangkat listrik kecil yang diletakkan pada kepala untuk mengantarkan denyutan listrik melalui kulit. Penelitian menyatakan bahwa TMS berfungsi dengan baik dalam menangani migrain terutama ketika migrain masih baru. Namun belum jelas bagaimana cara kerja TMS dalam meredakan gejala penyakit tersebut. Selain itu, bukti efektivitasnya tidak terlalu kuat.
Penggunaan alat ini dapat dikombinasikan dengan konsumsi obat-obatan di atas, tapi alat ini hanya tepat digunakan terhadap pengidap migrain dengan aura. Walau TMS tidak menyembuhkan migrain secara permanen, metode ini dapat mengurangi tingkat keparahannya. Perawatan dengan TNS sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dokter spesialis.
Efek samping penggunaan alat ini dalam jangka panjang terbilang kecil, di antaranya: rasa kantuk dan kelelahan, kepala sedikit pening, otot bergetar sehingga sulit untuk berdiri, dan tubuh menjadi rentan sakit.


Pengobatan Migrain untuk Wanita Hamil dan Menyusui


Mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu migrain adalah langkah yang paling disarankan bagi para ibu hamil dan menyusui. Wanita kelompok ini sebaiknya membatasi konsumsi obat-obatan yang dijual bebas.
Berkonsultasilah kepada dokter jika Anda membutuhkan obat-obatan pereda rasa sakit. Biasanya dokter akan memberikannya dalam dosis rendah. Obat anti-inflamasi atau triptan adalah yang paling umum diresepkan.

Komplikasi Migrain


Risiko Mengidap Stroke Iskemik bagi Penderita Migrain

Tidak begitu jelas bagaimana migrain terkait dengan stroke iskemik. Namun penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan orang yang tidak mengidap migrain, para penderita penyakit ini, terutama migrain dengan aura, dua kali lebih berisiko mengidap stroke iskemik. Stroke istemik disebabkan oleh terhalangnya aliran darah ke otak akibat penggumpalan darah atau lemak di dalam pembuluh darah.
Wanita pengidap migrain dengan aura sebaiknya berkonsultasi kepada dokter jika akan mengonsumsi pil KB. Risiko stroke istemik meningkat pada wanita pengguna kombinasi pil KB yang juga pengidap migrain dengan aura. Dokter pada umumnya menyarankan agar kelompok wanita ini tidak mengonsumsi pil tersebut dan sebaliknya memberikan kontrasepsi alternatif.
Sebaliknya wanita pengidap migrain tanpa aura yang mengonsumsi pil KB tidak mengalami kenaikan risiko apapun. Risiko baru akan muncul jika penderita wanita itu juga mengidap tekanan darah tinggi atau memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.

Masalah Terkait Kesehatan Mental Pasien


Selain stroke, migrain juga dikaitkan dengan adanya sedikit peningkatan risiko kesehatan mental seperti: depresi, gangguan rasa cemas, gangguan bipolar, serta gangguan panik.

Pencegahan Migrain


Migrain tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi Anda dapat mengurangi frekuensi terkena serangan migrain semaksimal mungkin. Caranya adalah dengan mengenali kondisi-kondisi yang dapat memicu terjadinya migrain pada diri Anda. Selain itu juga terdapat langkah-langkah pengobatan sebagai tindakan lebih lanjut dalam mengantisipasi kegagalan pada cara pertama.

Mencatat Pemicu Migrain


Jika Anda merasakan migrain saat mengalami stres atau setelah mengonsumsi makanan tertentu, berarti stres atau makanan tersebut adalah pemicu migrain Anda. Mengenali dan menghindari hal-hal yang dapat memicu penyakit ini adalah cara terbaik dalam menangani migrain.
Identifikasi akan lebih mudah dilakukan jika Anda mencatat tiap detail serangan migrain yang Anda alami seperti jam dan tanggalnya, jika ada gejala aura sebelum sakit kepala, gejala apa saja yang terjadi seiring dengan sakit kepala dan berapa lama serangan terjadi. Anda dapat menggunakan fasilitas buku harian online migrain di sini.

Mengonsumsi Suplemen dan Obat-obatan


Jika dengan menghindari faktor-faktor pemicu migrain tetap kurang berhasil, ada obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk membantu mencegah terjadinya serangan migrain. Sebelum mengkonsumsi obat-obat ini sebagai langkah pencegahan, konsultasikanlah dengan dokter terlebih dahulu. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Topiramate

Obat yang biasa dikonsumsi harian ini sebenarnya merupakan obat untuk mencegah kejang pada pengidap epilepsi. Namun obat ini terbukti juga mampu mencegah serangan migrain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konsumsi topiramate:
  • Ibu hamil sangat disarankan untuk menghindari obat ini. Topiramate dapat membahayakan janin dan dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi hormonal.
  • Efek samping yang dapat terjadi adalah mual, muntah, konstipasi, diare, pening, mengantuk, bermasalah dalam hal tidur, kesulitan mengingat, sulit berkonsentrasi, dan berkurangnya nafsu makan.

Propranolol

Tablet yang juga biasa dikonsumsi harian ini digunakan secara umum untuk menangani serangan angina(angin duduk) dan tekanan darah tinggi.
Obat yang juga terbukti mampu membantu mencegah migrain ini tidak cocok dikonsumsi pengidap asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan pengidap beberapa penyakit jantung. Pada lain sisi bagi orang yang mengonsumsi propranolol dapat mengalami efek samping seperti gangguan tidur, kelelahan, tangan dan kaki dingin, serta kesemutan.

Gabapentin

Serupa dengan topiramate, gabapentin adalah obat yang sebenarnya digunakan untuk menangani epilepsi, tapi juga dapat mencegah migrain. Hampir semua orang boleh mengonsumsi obat ini, kecuali pengidap masalah ginjal atau lansia berusia di atas 65 tahun.
Meningkatnya nafsu makan, bertambahnya berat badan, kepala pening, mengantuk, hingga berpikiran untuk bunuh diri adalah efek samping yang dapat ditimbulkan dari konsumsi gabapentin.

Riboflavin

Konsumsi suplemen riboflavin (vitamin B2) setiap hari dapat menurunkan frekuensi dan tingkat keparahan migrain pada beberapa orang. Meski suplemen ini dapat diakses tanpa resep dokter, tapi Anda disarankan untuk mendiskusikan dampak konsumsi tingkat dosis tinggi dengan dokter.

Toksin botulinum tipe A atau Botox

Toksin botulinum tipe A adalah toksin saraf yang melumpuhkan otot. Meski belum jelas bagaimana pengaruh obat ini pada pengidap migrain, namun toksin botulinum tepat untuk orang dewasa pengidap migran kronis. Pengidap migrain kronis merasakan sakit kepala setidaknya pada tiap 15 hari sebulan dengan minimal 8 hari di antaranya adalah sakit kepala migrain. Toksin yang juga dikenal dengan nama botox ini juga tepat digunakan untuk pengidap yang sebelumnya telah menjalani tiga jenis pengobatan, tapi dirasa masih belum efektif.

Transcranial magnetic stimulation (TMS)

Selain mengurangi keparahan serangan migrain, TMS juga bisa mengurangi frekuensinya.

Olahraga Teratur

Olahraga teratur dapat mencegah migrain. Obesitas yang juga diduga menjadi pemicu migrain, dapat dihindari dengan lebih banyak beraktivitas dan berolahraga.

Akupuntur

Sesi akupuntur yang rutin untuk 1 hingga 2 bulan dapat mendatangkan manfaat dalam mengurangi gejala migrain.

Mencegah Migrain yang Terjadi Saat Menstruasi


Biasanya jenis migrain ini terjadi antara 2 hari sebelum hingga 3 hari setelah masa menstruasi. Sifatnya yang dapat diprediksi memungkinkan migrain jenis ini untuk dicegah dengan perawatan hormon dan tanpa hormon.

Pengobatan non-hormon

Obat-obatan ini dikonsumsi dua hingga empat kali sehari dalam bentuk tablet, sejak dua atau sehari sebelum hingga hari terakhir menstruasi. Setidaknya terdapat dua obat non-hormon yang direkomendasikan.
Yang pertama adalah triptan, yaitu obat yang meredam pelebaran pembuluh darah yang dianggap berkontribusi menyebabkan migrain. Dan obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs) sebagai obat pereda rasa sakit yang lazim digunakan.

Pengobatan dengan hormon

Pengobatan yang melibatkan hormon ini diberikan dengan cara berikut:
  • Gel estrogen yang digunakan 3 hari sebelum atau pada awal masa menstruasi. Kemudian dilanjutkan selama 7 hari.
  • Kontrasepsi progesteron, yaitu pemberian progesteron dalam bentuk pil, suntikan, dan ditanamkan ke dalam tubuh.
  • Kontrasepsi kombinasi hormon: seperti kondom wanita atau plester KB.

Waspadai Sakit Migrain

Migrain

Pengertian Migrain


Pengidap migrain umumnya merasakan sakit kepala hebat di bagian depan atau satu sisi kepala. Beberapa orang hanya sesekali terserang migrain. Bahkan ada yang hanya mengalami migrain satu-dua kali dalam beberapa tahun. Namun ada juga pengidap yang merasakan kondisi ini hingga beberapa kali seminggu.
Penyakit yang umumnya bermula di usia dewasa muda  ini lebih sering diidap wanita dibanding pria. Migrain diperkirakan menyerang 1 dari 5 wanita dan 1 dari 15 pria. Menurut hasil penelitian WHO, sekitar 10% dari kasus sakit kepala yang diderita orang dewasa berumur 18-65 tahun disebabkan oleh migrain.

Mengidentifikasi Migrain


Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis migrain. Migrain dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi pola sakit kepala yang sesuai dengan gejala pada migrain.
Selain sakit kepala, merasa mual, jauh lebih peka terhadap cahaya dan suara juga menjadi gejala yang dirasakan sebagian orang. Ada beberapa jenis migrain yang perlu Anda kenali, yaitu:
  • Migrain tanpa aura: sakit kepala migrain yang terjadi tanpa tanda-tanda atau peringatan. Migrain tanpa aura adalah jenis migrain yang paling umum dan dialami sekitar 75 persen pengidap migrain.
  • Migrain dengan aura: tanda-tanda yang mengawali sakit kepala migrain disebut aura. Tanda-tanda yang dirasakan sebelum terjadi migrain ini umumnya berupa masalah penglihatan (kilatan cahaya pada mata), kekakuan pada leher, pundak, dan anggota tubuh. Migrain dengan aura juga dikenal sebagai migrain klasik. Jenis ini dialami sekitar 20 persen pengidap migrain.
  • Aura migrain tanpa sakit kepala: migrain terjadi ketika pengidap merasakan aura atau gejala migrain lain, tapi tanpa diiringi sakit kepala.

Waspadai Kondisi Tertentu


Migrain tergolong penyakit yang umum terjadi, sehingga kerap dimaklumi sebagai penyakit yang tidak perlu ditangani secara khusus. Namun sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter jika mengalami serangan migrain lebih dari lima kali dalam sebulan atau jika rasa sakit yang ditimbulkan sudah tidak dapat ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Selain itu Anda perlu waspada karena sakit kepala tertentu dapat merujuk pada penyakit serius lain seperti stroke atau meningitis, dengan gejala sebagai berikut:
  • Sakit kepala sangat parah yang terjadi secara tiba-tiba dan belum pernah dirasakan sebelumnya.
  • Lengan dan atau satu sisi wajah, atau seluruhnya, terasa lemas atau lumpuh.
  • Sakit kepala yang bersamaan dengan demam, leher kaku, kebingungan, kejang, penglihatan kabur, dan ruam kulit.
  • Bicara dan gerak bibir susah dimengerti.
Jika Anda mengalami atau melihat seseorang mengalami gejala di atas, segera bawa ke rumah sakit atau menghubungi ambulans.

Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Migrain


Penyebab migrain masih belum diketahui pasti. Namun beberapa faktor berikut diduga berperan menjadi penyebab:
  • Faktor hormonPerubahan hormon menyebabkan beberapa wanita merasakan migrain pada masa menstruasimereka.
  • Faktor gen. Sekitar setengah pengidap migrain memiliki kerabat dekat yang juga mengalami migrain.
  • Perubahan sementara pada zat kimia dalam otak dan pembuluh darahnya.
  • Konsumsi makanan dan minuman tertentu. Asam amino bernama tiramin yang terkandung dalam produk seperti keju, cokelat, dan alkohol dapat memicu migrain.
  • Faktor pemicu lainnya seperti stres dan kelelahan bisa memicu migrain pada sebagian pengidap.

Suasana Tenang


Berbaring di dalam kamar gelap sering menjadi solusi yang paling mudah dilakukan ketika migrain menyerang. Penyakit ini sebenarnya tidak dapat disembuhkan, namun ada pengobatan yang membantu meringankan rasa sakit yang dirasakan, yaitu:
  • Obat-obatan anti-muntah yang digunakan untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
  • Obat-obatan pereda rasa sakit tanpa resep dokter seperti parasetamol, aspirin, ibuprofen, asetaminofen.
  • Triptan, yaitu kelompok obat-obatan yang dapat meredam perubahan zat kimia  dalam otak yang menjadi penyebab migrain.

Mengenali Pemicu Migrain


Kambuhnya migrain dapat dicegah dengan langkah-langkah berikut:
  • Menjalani gaya hidup sehat dengan tidur cukup dan teratur, olahraga teratur, pola makan sehat, batasi konsumsi minuman keras, dan kafein.
  • Mengenali dan menghindari pemicu migrain seperti kurang istirahat, stress, dan konsumsi makanan serta minuman tertentu.
  • Menghindari konsumsi obat-obatan tertentu seperti pada wanita yang mengidap migrain saat menstruasi, disarankan untuk menghindari obat-obatan yang mengandung hormon estrogen seperti pil KB.
  • Mengonsumsi obat-obatan pencegah migrain seperti obat-obatan antikejang(topiramat dan propranolol).

Bagi Penderita Migrain

Migrain dapat berdampak besar bagi hidup pengidapnya. Anda kadang-kadang menjadi tidak bisa beraktivitas secara normal saat terserang penyakit ini. Sebagian orang dalam suatu waktu perlu tetap tinggal di tempat tidur selama beberapa hari saat dan setelah terserang migrain. Meski serangan migrain terkadang dapat memburuk dari waktu ke waktu, namun dalam hitungan tahun, umumnya kondisi pengidap cenderung untuk membaik. Beberapa pengobatan dan metode efektif dapat membantu mencegah migrain sehingga tidak terjadi banyak gangguan dalam hidup pengidapnya.

Gejala Migrain


Pengidap migrain merasakan sakit di kepala dalam bentuk denyutan kuat yang memburuk tiap kali mereka bergerak. Sakit kepala umumnya terasa pada bagian depan atau salah satu sisi kepala. Rasa sakit juga dapat terjadi pada kedua sisi kepala, wajah, atau leher. Denyutan yang dirasakan dapat begitu hebat sehingga membuat Anda tidak mampu beraktivitas normal.

Proses Terjadinya Migrain


Meski tidak semua pengidap migrain merasakan semuanya, tapi empat tahap berikut ini bersifat umum:
  1. Tahap sebelum sakit kepala atau disebut ‘prodormal’: perubahan mood, kelakukan dan napsu makan.
  2. Aura: biasanya mengalami masalah kesehatan seperti kilatan cahaya yang terjadi hingga sejam.
  3. Sakit kepala: sakit kepala hebat pada salah satu bagian kepala, biasanya diiringi sensitifitas terhadap cahaya dan suara, mual, muntah. Tahap ini terjadi selama kurang lebih 72 jam.
  4. Resolusi: saat semua gejala berangsur mereda.

Gejala-gejala yang Menyertai Migrain


Gejala-gejala migrain memakan waktu dari empat jam hingga tiga hari untuk benar-benar menghilang. Ini bisa menyebabkan penderita merasa lelah selama sepekan setelah terserang migrain. Selain sakit kepala, berikut ini adalah gejala-gejala lain yang sering muncul bersamaan atau mendahului sakit kepala migrain:
  • Anda mungkin akan merasa mual, diikuti dengan muntah.
  • Kurang konsentrasi.
  • Merasa sangat kedinginan atau sangat kepanasan hingga berkeringat.
  • Sakit perut (kadang-kadang menyebabkan diare).
  • Menjadi terlalu peka terhadap cahaya, dan bahkan suara. Ini sebabnya kebanyakan pengidap migrain ingin istirahat di ruangan tenang dan gelap.
Tidak semua orang merasakan gejala-gejala di atas saat mereka terserang migrain. Gejala-gejala ini juga tidak selalu terjadi secara bersamaan. Dalam beberapa kasus, pengidap dapat merasakan gejala ini tanpa merasakan sakit kepala migrain.

Gejala-gejala Aura


Aura adalah gejala yang dirasakan menjelang terjadinya serangan migrain. Penelitian mendeteksi bahwa aura terjadi terutama karena perubahan zat kimia dalam otak. Sekitar 1 dari 3 penderita migrain mengalami aura sebelum sakit kepala muncul.
Sebelum sakit kepala mulai dirasakan, terjadi gejala aura yang biasanya berdurasi antara 15 menit hingga satu jam. Meski sakit kepala adalah gejala utama migrain yang paling umum terjadi, namun tidak semua penderita akan merasakannya. Sebagian penderita hanya merasakan sakit kepala ringan, sementara sebagian yang lain hanya mengalami gejala aura saja.
Berikut gejala-gejala aura yang mungkin dirasakan:
  • Rasa kebas atau mungkin kesemutan seperti ditusuk jarum biasa bermula pada satu tangan dan naik ke lengan sebelum terasa pada wajah, bibir, dan lidah.
  • Gangguan penglihatan. Anda seperti melihat kilatan cahaya, pola berliku atau titik-titik gelap.
  • Kehilangan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh. Penderita akan merasa hilang arah atau limbung.
  • Kesulitan bicara.
  • Kehilangan kesadaran . Namun gejala ini jarang terjadi.

Kapan Mencari Bantuan Medis?


Jika mengalami serangan migrain lebih dari lima kali dalam sebulan atau jika rasa sakit yang ditimbulkan sudah tidak dapat ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran, sebaiknya Anda segera berkonsultasi kepada dokter.
Selain itu Anda perlu waspada karena sakit kepala tertentu dapat merujuk pada penyakit serius lain seperti stroke atau meningitis, dengan gejala sebagai berikut:
  • Sakit kepala sangat parah yang terjadi secara tiba-tiba dan belum pernah dirasakan sebelumnya.
  • Lengan dan atau satu sisi wajah, atau seluruhnya, terasa lemas atau lumpuh.
  • Sakit kepala yang bersamaan dengan demam, leher kaku, kebingungan, kejang, penglihatan kabur, dan ruam kulit.
  • Bicara dan gerak bibir susah dimengerti.

Penyebab Migrain


Meski penyebab dasar migrain belum diketahui dengan pasti, ada beberapa faktor risiko yang dikira dapat memicu terjadinya serangan migrain. Aktivitas temporer yang tidak normal dalam otak berdampak pada pembuluh darah, sinyal saraf, dan zat kimia dalam otak. Serotonin merupakan zat kimia dalam otak yang mengelola rasa sakit dalam sistem saraf. Ketidakseimbangan serotonin juga diduga memicu terjadinya migrain. Faktor genetis dan lingkungan juga bisa membuat Anda lebih berisiko mengalami migrain. Beberapa hal berikut ini diduga menjadi pemicu migrain:

Kecenderungan genetis

Migrain bisa diturunkan dalam keluarga. Sekitar setengah pengidap migrain memiliki anggota keluarga dekat yang juga mengalami migrain. Meski demikian bukan berarti seluruh anggota akan terkena gangguan ini.

Perubahan hormon pada wanita

Fluktuasi kadar hormon pada penderita wanita berkaitan erat dengan migrain. Sebagian wanita terserang migrain di masa menstruasi. Kondisi ini dikenal dengan migrain menstruasi. Kadar hormon estrogen yang turun tepat sebelum penderita wanita menjalani masa menstruasi diduga menjadi penyebab migrain.
Wanita dapat mengalami migrain menstruasi sejak dua hari sebelum hingga tiga hari setelah hari pertama menstruasi. Menopause juga bisa menjadi pemicu migrain. Namun ada sebagian wanita pengidap migrain merasa penyakit ini justru membaik setelah mereka menopause.

Pemicu pola  makan dan bahan makanan

Berikut hal-hal yang berhubungan dengan pola makan yang dapat memicu migrain yaitu: minuman keras, zat tiramin pada makanan, produk mengandung kafein (teh dan kopi), makanan-makanan tertentu seperti cokelat, buah jeruk, dan keju, jadwal makan yang tidak teratur, kondisi dehidrasi.

Pemicu dari lingkungan sekitar

Faktor lingkungan juga dapat menjadi pemicu seseorang terserang penyakit ini:
  • Merokok (atau ruangan yang penuh asap rokok)
  • Bau yang tajam
  • Cahaya terang
  • Udara pengap
  • Layar yang berkedip, seperti TV atau layar computer
  • Bunyi-bunyi bising
  • Perubahan iklim, seperti perubahan kelembapan atau suhu sangat dingin

Pemicu emosional diri sendiri

Migrain dapat dipicu hal-hal emosional seperti: kecemasan, stres, ketegangan, terguncang, depresi, kegirangan.

Pemicu fisik dan kebiasaan

Kondisi fisik akibat beberapa pola hidup juga dapat menyebabkan migrain, seperti: buruknya kualitas tidur, ketegangan pada leher dan bahu, jet lag, kelelahan, perubahan waktu pekerjaan, postur tubuh, gula darah rendah.

Pengaruh dari obat-obatan

Konsumsi beberapa obat tertentu juga dapat memicu migrain, seperti: beberapa jenis tablet tidur, pil kontrasepsi, terapi penggantian hormon yang kadang digunakan untuk mencegah menopause.

Diagnosis Migrain


Migrain dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi pola sakit kepala yang sesuai dengan gejala pada migrain. Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis migrain. Diagnosis akurat penyakit ini sendiri membutuhkan waktu dikarenakan kadang-kadang migrain terjadi tanpa diiringi gejala yang mudah dikenali, serta tidak dapat ditebak. Untuk memudahkan diagnosis, Anda dapat mencatat serangan migrain yang Anda alami. Dalam catatan tersebut, Anda dapat menuliskan:
  • Tanggal dan waktu terjadinya migrain.
  • Apa yang sedang dikerjakan ketika serangan migrain terjadi.
  • Berapa lama serangan itu terjadi.
  • Gejala-gejala apa saja yang dirasakan.
  • Obat apa yang dikonsumsi (jika ada).
  • Makanan apa saja yang dikonsumsi ketika atau sebelum terjadi serangan.
  • Jika terjadi atau dekat dengan waktu menstruasi (bagi pengidap wanita).
Saat pertama kali menemui dokter untuk mengidentifikasi kemungkinan migrain, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyakit lain. Identifikasi dilakukan dengan memeriksa koordinasi antar-anggota tubuh, refleks, kondisi penglihatan, dan indera peraba.  Dokter akan mengonfirmasi apakah sakit kepala yang Anda rasakan:
  • Membuat Anda tidak bisa beraktivitas karena terasa sangat parah.
  • Nyeri kepala berdenyut.
  • Terasa semakin buruk ketika bergerak.
  • Diiringi dengan kepekaan terhadap cahaya dan bunyi.
  • Bersamaan dengan rasa mual dan muntah.
Dokter mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis saraf dan otak jika:
  • Diagnosis masih belum bisa dipastikan.
  • Anda mengidap migrain kronik (terjadi dalam 15 hari atau lebih per bulan).
  • Jika obat-obatan yang dikonsumsi tidak meredakan gejala.

Pengobatan Migrain


Pilihan Menanggulangi Serangan Migrain

Meski migrain tidak dapat disembuhkan, tapi frekuensi dan rasa sakit yang dirasakan dapat diringankan. Terdapat cara-cara yang berbeda bagi tiap orang dalam menangani migrain. Beberapa merasa lebih baik dengan mengonsumsi obat tertentu, sementara yang lain memilih berbaring dalam kamar gelap.
Anda barangkali perlu mencoba beberapa cara berbeda sebelum menemukan langkah paling tepat menangani penyakit ini. Strategi penanganan tergantung pada frekuensi,  tingkat keparahan migrain, dan kondisi kesehatan Anda, termasuk situasi khusus seperti pada wanita hamil dan menyusui.
Banyak orang merasa nyaman mengonsumsi kombinasi obat-obatan pereda rasa sakit dan anti-mual yang dijual bebas di pasaran, namun sebaiknya Anda mengonsultasikannya kepada dokter. Disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan anti-mual dan pereda sakit secara terpisah agar Anda dapat membatasi dosis dari masing-masing obat.

Obat pereda rasa sakit

Rasa sakit pada migrain stadium sedang dapat diringankan dengan obat yang dijual bebas seperti aspirin, paracetamol, atau obat-obatan anti-inflamasi (NSAIDs) seperti ibuprofen. Acetaminofen juga dapat meringankan gejala pada beberapa orang. Selain itu, ada juga obat yang merupakan kombinasi dari acetaminophen, aspirin, dan kafein yang efektif dalam mengobati migrain.
Obat-obatan tersebut sebaiknya dikonsumsi saat gejala migrain pertama kali terasa agar obat terserap ke dalam pembuluh darah sehingga meredakan sakit. Jenis yang paling mudah diserap tubuh adalah yang berupa tablet yang dilarutkan dalam air. Tablet larut tersebut juga tepat dikonsumsi pengidap yang mual dan tidak bisa menelan pil. Pada kasus ini, penderita juga dapat menggunakan kapsul suppositories yang dimasukkan melalui anus.
Sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut ini:
  • Aspirin dan ibuprofen tidak direkomendasikan untuk orang dewasa yang pernah memiliki masalah kesehatan pada perut seperti sakit maag, masalah ginjal atau hati. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, obat ini justru dapat memperburuk maag dan mengakibatkan pendarahan saluran pencernaan.
  • Pastikan Anda membaca petunjuk penggunaan setiap kali akan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas.
  • Waspadai efek-samping sakit kepala akibat mengonsumsi obat pereda sakit. Terlalu sering mengonsumsi obat-obatan ini justru dapat membuat migrain memburuk.
  • Jika obat-obatan yang dijual bebas dirasa tidak efektif, atau jika Anda terus menerus membutuhkan obat pereda rasa sakit, sebaiknya berkonsultasilah pada dokter.
Dokter akan menyarankan penghentian konsumsi obat jika dia memperkirakan bahwa penggunaannya justru membuat sakit kepala Anda memburuk. Jika tidak, dokter mungkin akan memberikan resep pereda rasa sakit dalam dosis lebih tinggi atau yang dikombinasi dengan triptan. Selengkapnya akan dijelaskan di bawah ini.

Triptan

Obat ini biasa direkomendasikan  jika obat-obatan pereda rasa sakit tidak efektif. Fungsi triptan berbeda dengan pereda rasa sakit. Triptan berfungsi memicu penyempitan pembuluh darah dan dan menghalangi penyaluran rasa sakit pada saraf otak.
Triptan tersedia dalam bentuk suntikan, tablet, dan obat semprot yang dihirup.  Berikut ini adalah beberapa nama dari kelompok obat-obatan tersebut: rizatriptan, sumatriptan, almotriptan, naratriptan, frovatriptan, zolmitriptan, dan eletriptan. Ada juga tablet kombinasi sumatriptan and sodium naproxen untuk  meredakan sakit.
Triptan tidak direkomendasikan untuk orang-oang yang berisiko mengidap stroke dan serangan jantung.  Obat jenis ini juga dapat mengakibatkan beberapa efek samping sebagai berikut:
  • Rasa panas, ketegangan, kesemutan, wajah memerah, anggota tubuh terutama wajah dan dada terasa berat.
  • Mual, mulut kering dan rasa kantuk.
  • Pusing, lemah otot.
Dokter dapat meresepkan obat lain jika efek samping dirasakan sangat mengganggu. Rekomendasi ini akan diberikan setelah pasien menjalani pemeriksaan untuk mengevaluasi efektivitas triptan.

Obat-obatan anti-mual

Obat anti-mual diberikan karena migrain sering diiringi mual dan terkadang muntah. Obat ini umumnya diresepkan bersamaan dengan triptan atau pereda rasa sakit.  Tapi meski Anda tidak merasa mual, pada beberapa orang, obat ini dideteksi dapat mengobati migrain.
Chlorpromazine, metoclopramide (Reglan), atau prochlorperazine (Compro) adalah contoh obat yang biasa diresepkan.Obat ini sebaiknya segera dikonsumsi ketika migrain mulai terasa, sama seperti konsumsi obat pereda sakit.
Efek samping yang bisa ditimbulkan dari obat-obatan ini adalah diare dan rasa mengantuk.

Transcranial magnetic stimulation (TMS)

Konsultasikan kepada dokter jika pengobatan mandiri dirasa tidak efektif. Pengobatan dan pencegahan migrain di beberapa rumah sakit dapat dilakukan dengan transcranial magnetic stimulation (TMS).
TMS adalah sebuah perangkat listrik kecil yang diletakkan pada kepala untuk mengantarkan denyutan listrik melalui kulit. Penelitian menyatakan bahwa TMS berfungsi dengan baik dalam menangani migrain terutama ketika migrain masih baru. Namun belum jelas bagaimana cara kerja TMS dalam meredakan gejala penyakit tersebut. Selain itu, bukti efektivitasnya tidak terlalu kuat.
Penggunaan alat ini dapat dikombinasikan dengan konsumsi obat-obatan di atas, tapi alat ini hanya tepat digunakan terhadap pengidap migrain dengan aura. Walau TMS tidak menyembuhkan migrain secara permanen, metode ini dapat mengurangi tingkat keparahannya. Perawatan dengan TNS sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dokter spesialis.
Efek samping penggunaan alat ini dalam jangka panjang terbilang kecil, di antaranya: rasa kantuk dan kelelahan, kepala sedikit pening, otot bergetar sehingga sulit untuk berdiri, dan tubuh menjadi rentan sakit.


Pengobatan Migrain untuk Wanita Hamil dan Menyusui


Mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu migrain adalah langkah yang paling disarankan bagi para ibu hamil dan menyusui. Wanita kelompok ini sebaiknya membatasi konsumsi obat-obatan yang dijual bebas.
Berkonsultasilah kepada dokter jika Anda membutuhkan obat-obatan pereda rasa sakit. Biasanya dokter akan memberikannya dalam dosis rendah. Obat anti-inflamasi atau triptan adalah yang paling umum diresepkan.

Komplikasi Migrain


Risiko Mengidap Stroke Iskemik bagi Penderita Migrain

Tidak begitu jelas bagaimana migrain terkait dengan stroke iskemik. Namun penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan orang yang tidak mengidap migrain, para penderita penyakit ini, terutama migrain dengan aura, dua kali lebih berisiko mengidap stroke iskemik. Stroke istemik disebabkan oleh terhalangnya aliran darah ke otak akibat penggumpalan darah atau lemak di dalam pembuluh darah.
Wanita pengidap migrain dengan aura sebaiknya berkonsultasi kepada dokter jika akan mengonsumsi pil KB. Risiko stroke istemik meningkat pada wanita pengguna kombinasi pil KB yang juga pengidap migrain dengan aura. Dokter pada umumnya menyarankan agar kelompok wanita ini tidak mengonsumsi pil tersebut dan sebaliknya memberikan kontrasepsi alternatif.
Sebaliknya wanita pengidap migrain tanpa aura yang mengonsumsi pil KB tidak mengalami kenaikan risiko apapun. Risiko baru akan muncul jika penderita wanita itu juga mengidap tekanan darah tinggi atau memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.

Masalah Terkait Kesehatan Mental Pasien


Selain stroke, migrain juga dikaitkan dengan adanya sedikit peningkatan risiko kesehatan mental seperti: depresi, gangguan rasa cemas, gangguan bipolar, serta gangguan panik.

Pencegahan Migrain


Migrain tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi Anda dapat mengurangi frekuensi terkena serangan migrain semaksimal mungkin. Caranya adalah dengan mengenali kondisi-kondisi yang dapat memicu terjadinya migrain pada diri Anda. Selain itu juga terdapat langkah-langkah pengobatan sebagai tindakan lebih lanjut dalam mengantisipasi kegagalan pada cara pertama.

Mencatat Pemicu Migrain


Jika Anda merasakan migrain saat mengalami stres atau setelah mengonsumsi makanan tertentu, berarti stres atau makanan tersebut adalah pemicu migrain Anda. Mengenali dan menghindari hal-hal yang dapat memicu penyakit ini adalah cara terbaik dalam menangani migrain.
Identifikasi akan lebih mudah dilakukan jika Anda mencatat tiap detail serangan migrain yang Anda alami seperti jam dan tanggalnya, jika ada gejala aura sebelum sakit kepala, gejala apa saja yang terjadi seiring dengan sakit kepala dan berapa lama serangan terjadi. Anda dapat menggunakan fasilitas buku harian online migrain di sini.

Mengonsumsi Suplemen dan Obat-obatan


Jika dengan menghindari faktor-faktor pemicu migrain tetap kurang berhasil, ada obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk membantu mencegah terjadinya serangan migrain. Sebelum mengkonsumsi obat-obat ini sebagai langkah pencegahan, konsultasikanlah dengan dokter terlebih dahulu. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Topiramate

Obat yang biasa dikonsumsi harian ini sebenarnya merupakan obat untuk mencegah kejang pada pengidap epilepsi. Namun obat ini terbukti juga mampu mencegah serangan migrain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konsumsi topiramate:
  • Ibu hamil sangat disarankan untuk menghindari obat ini. Topiramate dapat membahayakan janin dan dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi hormonal.
  • Efek samping yang dapat terjadi adalah mual, muntah, konstipasi, diare, pening, mengantuk, bermasalah dalam hal tidur, kesulitan mengingat, sulit berkonsentrasi, dan berkurangnya nafsu makan.

Propranolol

Tablet yang juga biasa dikonsumsi harian ini digunakan secara umum untuk menangani serangan angina(angin duduk) dan tekanan darah tinggi.
Obat yang juga terbukti mampu membantu mencegah migrain ini tidak cocok dikonsumsi pengidap asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan pengidap beberapa penyakit jantung. Pada lain sisi bagi orang yang mengonsumsi propranolol dapat mengalami efek samping seperti gangguan tidur, kelelahan, tangan dan kaki dingin, serta kesemutan.

Gabapentin

Serupa dengan topiramate, gabapentin adalah obat yang sebenarnya digunakan untuk menangani epilepsi, tapi juga dapat mencegah migrain. Hampir semua orang boleh mengonsumsi obat ini, kecuali pengidap masalah ginjal atau lansia berusia di atas 65 tahun.
Meningkatnya nafsu makan, bertambahnya berat badan, kepala pening, mengantuk, hingga berpikiran untuk bunuh diri adalah efek samping yang dapat ditimbulkan dari konsumsi gabapentin.

Riboflavin

Konsumsi suplemen riboflavin (vitamin B2) setiap hari dapat menurunkan frekuensi dan tingkat keparahan migrain pada beberapa orang. Meski suplemen ini dapat diakses tanpa resep dokter, tapi Anda disarankan untuk mendiskusikan dampak konsumsi tingkat dosis tinggi dengan dokter.

Toksin botulinum tipe A atau Botox

Toksin botulinum tipe A adalah toksin saraf yang melumpuhkan otot. Meski belum jelas bagaimana pengaruh obat ini pada pengidap migrain, namun toksin botulinum tepat untuk orang dewasa pengidap migran kronis. Pengidap migrain kronis merasakan sakit kepala setidaknya pada tiap 15 hari sebulan dengan minimal 8 hari di antaranya adalah sakit kepala migrain. Toksin yang juga dikenal dengan nama botox ini juga tepat digunakan untuk pengidap yang sebelumnya telah menjalani tiga jenis pengobatan, tapi dirasa masih belum efektif.

Transcranial magnetic stimulation (TMS)

Selain mengurangi keparahan serangan migrain, TMS juga bisa mengurangi frekuensinya.

Olahraga Teratur

Olahraga teratur dapat mencegah migrain. Obesitas yang juga diduga menjadi pemicu migrain, dapat dihindari dengan lebih banyak beraktivitas dan berolahraga.

Akupuntur

Sesi akupuntur yang rutin untuk 1 hingga 2 bulan dapat mendatangkan manfaat dalam mengurangi gejala migrain.

Mencegah Migrain yang Terjadi Saat Menstruasi


Biasanya jenis migrain ini terjadi antara 2 hari sebelum hingga 3 hari setelah masa menstruasi. Sifatnya yang dapat diprediksi memungkinkan migrain jenis ini untuk dicegah dengan perawatan hormon dan tanpa hormon.

Pengobatan non-hormon

Obat-obatan ini dikonsumsi dua hingga empat kali sehari dalam bentuk tablet, sejak dua atau sehari sebelum hingga hari terakhir menstruasi. Setidaknya terdapat dua obat non-hormon yang direkomendasikan.
Yang pertama adalah triptan, yaitu obat yang meredam pelebaran pembuluh darah yang dianggap berkontribusi menyebabkan migrain. Dan obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs) sebagai obat pereda rasa sakit yang lazim digunakan.

Pengobatan dengan hormon

Pengobatan yang melibatkan hormon ini diberikan dengan cara berikut:
  • Gel estrogen yang digunakan 3 hari sebelum atau pada awal masa menstruasi. Kemudian dilanjutkan selama 7 hari.
  • Kontrasepsi progesteron, yaitu pemberian progesteron dalam bentuk pil, suntikan, dan ditanamkan ke dalam tubuh.
  • Kontrasepsi kombinasi hormon: seperti kondom wanita atau plester KB.

Tidak ada komentar

Silahkan tulis komentar anda di kolom komentar di bawah ini, komentar yang mengandung link aktif tidak akan tampil sebelum disetujui. Terimakasih