Halaman

    Social Items

 
imunisasi

Pengertian Imunisasi


Imunisasi merupakan prosedur pencegahan penyakit menular yang diberikan kepada anak sejak masih bayi hingga remaja. Melalui program ini, tubuh diperkenalkan dengan bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang sistem imun guna membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi berguna untuk melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme tersebut di masa yang akan datang. Inilah yang disebut dengan kekebalan aktif.

Bayi yang baru lahir memang telah memiliki antibodi dari ibunya yang diterima saat masih di dalam kandungan. Namun kekebalan ini hanya dapat bertahan hingga beberapa minggu atau bulan saja. Setelah itu bayi akan rentan terhadap berbagai jenis penyakit dan perlu mulai memproduksi antibodinya sendiri.  Dengan imunisasi, sistem kekebalan tubuh anak akan siap untuk menghadapi penyakit menular tertentu di masa depan, sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. 

Efek samping imunisasi

Umumnya efek samping imunisasi tergolong ringan, seperti bengkak atau bekas berwarna kemerahan di bagian yang disuntik, demam, mual, nyeri, pusing, dan hilang nafsu makan. Untuk efek samping yang tergolong besar, seperti kejang, jarang sekali terjadi.

Namun pertimbangkanlah kembali jika Anda berencana untuk tidak memberi anak vaksinasi karena risiko efek samping vaksinasi itu sendiri lebih kecil dibandingkan manfaat imunisasi. 

Jenis-jenis vaksin di Indonesia


Berikut ini adalah jenis-jenis vaksin yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Di Indonesia, vaksin hepatitis B, polio, BCG, DTP, dan campak merupakan vaksinasi yang diwajibkan. Sedangkan sisanya merupakan vaksinasi yang sifatnya hanya dianjurkan.

Hepatitis B

Hepatitis B merupakan salah satu penyakit infeksi hati berbahaya yang disebabkan oleh virus.
Pemberian vaksin hepatitis B pada anak dilakukan dalam kurun waktu 24 jam setelah kelahirannya, bahkan yang paling baik adalah dalam kurun waktu 12 jam. Vaksin ini kembali diberikan saat anak genap berusia satu bulan dan enam bulan. Efek samping yang umum dari vaksinasi hepatitis B adalah demam dan kelelahan, sedangkan efek samping yang jarang terjadi adalah gatal-gatal, kulit kemerahan, serta pembengkakan pada wajah.

Polio

Polio merupakan penyakit virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Pemberian vaksin polio harus dilakukan dalam satu rangkaian, yaitu pada saat anak baru dilahirkan dan pada saat anak berusia dua, empat, lalu enam bulan. Selanjutnya vaksin booster diberikan saat anak berusia satu setengah hingga dua tahun, kemudian pada usia lima tahun. Dosis vaksin booster diberikan untuk lebih memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap virus polio.
Efek samping vaksin polio yang paling umum adalah demam dan kehilangan nafsu makan, sedangkan efek samping yang sangat jarang terjadi adalah reaksi alergi. 

BCG

Vaksin BCG diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis  atau yang lebih dikenal sebagai TBC. Penyakit ini menyerang sistem pernapasaan dan tergolong berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian. Pemberian vaksin BCG hanya dilakukan satu kali, yaitu pada kisaran saat anak baru dilahirkan hingga berusia dua bulan. Efek samping vaksin BCG yang paling umum adalah demam dan munculnya benjolan bekas suntik pada kulit, sedangkan efek samping yang sangat jarang terjadi adalah reaksi alergi. 

DTP

Vaksin DTP merupakan jenis vaksin gabungan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan pertusis. Pertusis lebih dikenal dengan sebutan batuk rejan. Difteri merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan sesak napas, radang paru-paru, hingga masalah pada jantung dan kematian. Sedangkan tetanus merupakan penyakit kejang otot yang juga tidak kalah mematikannya. Dan yang terakhir adalah batuk rejan atau pertusis, yaitu penyakit batuk parah yang dapat mengganggu pernapasan. Sama seperti difteri, batuk rejan juga dapat menyebabkan radang paru-paru, kerusakan otak, bahkan kematian.

Pemberian vaksin DTP harus dilakukan dalam lima dosis, yaitu pada saat anak berusia:
  • Dua bulan
  • Empat bulan
  • Enam bulan
  • Satu setengah hingga dua tahun
  • Lima tahun

Efek samping vaksin DTP yang tergolong umum adalah rasa nyeri, demam, dan mual. Efek samping yang jarang terjadi adalah kejang-kejang. Selain vaksin DTP, tersedia juga vaksin Td yang melindungi tubuh dari difteria dan batuk rejan. Vaksin Td diberikan untuk anak di atas umur 7 tahun yang tidak menerima vaksin DTP. Vaksin Td perlu diulangi tiap sepuluh tahun untuk mempertahankan kekebalan tubuh terhadap difteria dan batuk rejan. 

Campak

Campak adalah penyakit virus yang menyebabkan demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan ruam. Vaksin campak diberikan dalam tiga dosis yaitu pada saat anak berusia sembilan bulan, dua tahun dan enam tahun. Efek samping vaksin campak yang paling umum adalah demam dan hilangnya nafsu makan. 

MMR

Selain vaksin campak biasa, ada pilihan alternatif yaitu vaksin MMR yang merupakan vaksin kombinasi. Vaksin ini merupakan gabungan antara vaksin campak, gondong, dan campak Jerman.

Gondong merupakan penyakit virus yang menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar parotis di bawah telinga. Gejala lain dari gondong adalah demam, nyeri sendi, dan sakit kepala. Campak Jerman merupakan penyakit virus yang dapat menyebabkan nyeri sendi, batuk dan pilek, demam, pembengkakan kelenjar di sekitar kepala dan leher, serta munculnya ruam berwarna merah pada kulit.

Pemberian vaksin MMR dilakukan saat anak berusia satu tahun tiga bulan dan dapat diulang saat anak berusia enam tahun. Efek samping vaksin MMR yang paling umum adalah demam dan efek samping yang jarang terjadi adalah sakit kepala, ruam berwarna ungu pada kulit, muntah, nyeri pada tangan atau kaki, dan leher kaku.

Banyak beredar isu negatif seputar imunisasi, salah satunya adalah isu autisme akibat pemberian vaksin MMR. Isu tersebut sama sekali tidak benar karena para ahli yang melakukan penelitian yang besar dan secara mendetail. Hingga kini tidak ditemukan kaitan yang kuat antara imunisasi MMR dengan autisme. 

Hib

Vaksin Hib diberikan untuk mencegah infeksi mematikan yang disebabkan oleh bakteri haemophilus influenza tipe B. Beberapa kondisi parah yang dapat disebabkan virus Hib adalah meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru-paru), septic arthritis (radang sendi), dan pericarditis (radang kantong jantung).

Pemberian vaksin Hib harus dilakukan dalam empat dosis, yaitu saat anak berusia dua, empat, dan enam bulan. Dosis terakhir vaksin Hib diberikan pada saat anak berusia lima belas bulan hingga delapan belas bulan.

Efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksin Hib adalah kemerahan dan sedikit nyeri pada luka bekas suntikan. 

PCV

Vaksin PCV diberikan untuk mencegah penyakit pneumonia, meningitis, dan septicaemia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Pemberian vaksin ini harus dilakukan secara berangkai, yaitu saat anak berusia dua, empat, dan enam bulan. Selanjutnya pemberian vaksin dapat kembali dilakukan saat anak berusia dua belas bulan hingga lima belas bulan. Untuk anak di atas 2 tahun yang belum pernah menerima vaksin PCV, hanya memerlukan satu kali suntik atau satu dosis untuk melindunginya dari bakteri tersebut. Efek samping vaksin PCV yang bisa terjadi adalah pembengkakan dan warna kemerahan pada bagian yang disuntik, serta diikuti dengan demam ringan. 

Rotavirus

Vaksin rotavirus merupakan jenis vaksin untuk mencegah diare. Pemberian vaksin ini dilakukan secara berangkai, yaitu pada saat anak berumur dua, empat, dan enam bulan. Efek samping vaksin rotavirus yang paling umum adalah nyeri pada perut, mual dan muntah, demam, serta diare. 

Varisela

Vaksin varisela merupakan vaksin untuk mencegah penyakit cacar air yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Vaksin ini hanya bisa diberikan pada anak berusia satu tahun ke atas. Vaksin terhadap cacar air ini hanya cocok untuk mereka yang belum pernah terkena cacar air. Dosis vaksin yang diperlukan hanya satu kali. 

HPV

Vaksin HPV diperuntukkan kepada remaja perempuan untuk mencegah kanker serviks atau kanker pada leher rahim yang sebagian besar kasusnya disebabkan oleh virus human papillomavirus. Vaksin ini dapat diberikan sejak usia dua belas tahun dengan frekuensi pemberian sebanyak tiga kali. Jarak antara dosis pertama dan kedua adalah 2 bulan, sedangkan jarak antara dosis pertama dan ketiga adalah 6 bulan. Efek samping pemberian vaksin HPV yang bisa muncul adalah demam, sedangkan yang tergolong lebih jarang adalah batuk, gatal-gatal, dan ruam pada kulit. 

Hepatitis A

Pemberian vaksin hepatitis A hanya bisa dianjurkan untuk anak berusia dua tahun ke atas dan terdiri dari dua dosis yang jaraknya 6 bulan. Efek samping vaksin hepatitis A yang umum adalah demam dan rasa lelah, sedangkan efek samping yang tergolong jarang adalah gatal-gatal, batuk, sakit kepala, dan hidung tersumbat. 

Tifus

Vaksin tifus diberikan untuk mencegah tifus yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi.Gejala penyakit ini sebenarnya tergolong umum, yaitu demam, diare, dan sakit kepala. Namun jika tidak segera ditangani, gejala tersebut bisa memburuk, dan menyebabkan berbagai komplikasi seperti infeksi usus dan pendarahan dalam.

Pemberian vaksin tifus bisa dilakukan pada saat anak telah berusia dua tahun frekuensi pengulangan tiap tiga tahun sekali. Vaksinasi tifus tidak termasuk vaksinasi wajib dan tidak cocok bagi mereka dengan kekebalan tubuh yang rendah seperti penderita HIV. Efek samping vaksin tifus yang paling umum adalah diare, mual, sakit kepala, dan nyeri pada bagian perut. 

Influenza

Vaksin influenza diberikan untuk mencegah virus-virus influenza. Vaksinasi pada anak-anak bisa dilakukan sejak mereka berusia enam bulan hingga 18 tahun dengan frekuensi pengulangan satu kali tiap tahunnya. Vaksin influenza bukan termasuk vaksinasi wajib dan biasanya hanya dianjurkan untuk orang-orang dengan kekebalan tubuh yang rendah. Efek samping vaksin influenza di antaranya adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Sedangkan efek samping yang jarang terjadi adalah bersin-bersin, sesak napas, sakit pada telinga, dan gatal-gatal.

Pengertian Imunisasi dan Jenis - Jenis Vaksin di Indonesia

 
jerawat

Apa itu jerawat?


Jerawat, juga disebut acne vulgaris, adalah suatu kondisi kulit yang terjadi saat folikel rambut Anda tersumbat dengan kulit mati dan minyak yang mengakibatkan peradangan. Kelenjar penghasil minyak di bawah kulit Anda disebut dengan kelenjar sebasea dan lubang pada kulit Anda disebut dengan pori–pori. Folikel rambut menghubungkan pori–pori Anda dengan kelenjar sebasea. Jerawat dapat berupa bintil merah ringan hingga jerawat kistik yang nyeri. Jerawat biasanya terdapat pada wajah, pundak, punggung, dan dada. Jerawat dapat menyebabkan stress emosional dan dapat meninggalkan bekas. Semakin cepat Anda mengobatinya, semakin rendah risiko Anda untuk mengalami efek emosional dan fisik tersebut.

Seberapa umumkah jerawat?


Jerawat adalah penyakit yang umum dan dapat terjadi pada semua usia. Jerawat lebih sering terjadi pada remaja yang sedang dalam masa pubertas. Meskipun begitu, jerawat saat dewasa juga lazim terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi faktor risiko Anda. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Gejala dan tanda jerawat tergantung dari tingkat keparahan kondisi Anda. Beberapa tandanya yaitu:
  • Whiteheads – berupa pori–pori buntu
  • Blackheads – berupa pori–pori yang terbuka, mukus berubah menjadi gelap saat terkena udara dan teroksidasi
  • Papul – berupa bintil kecil, merah dan nyeri
  • Pustul – berupa papul dengan nanah di ujungnya
  • Nodul – benjolan padat, besar dan nyeri
  • Jerawat kistik – pustul besar di bawah kulit dan sangat nyeri

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?


Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
  • Melakukan terapi di rumah selama lebih dari 3 bulan tanpa hasil
  • Jerawat menetap atau menjadi lebih parah, Anda harus pergi ke dokter kulit
  • Jerawat muncul setelah mendapat obat–obatan baru dari resep dokter
  • Jika Anda mengalami reaksi alergi dan menunjukkan gejala tersebut setelah terapi di rumah. Gejalanya dapat berupa sulit bernapas, pernapasan tersendat,, bengkak pada mata, wajah, bibir atau lidah

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab


Berikut ini adalah 4 penyebab utama jerawat, yaitu:
  • Produksi minyak
  • Sel kulit mati
  • Pori-pori yang tersumbat
  • Bakteri

Normalnya, kelenjar minyak Anda mengeluarkan minyak untuk melumaskan wajah dan rambut Anda. Saat produksi minyak berlebihan, folikel rambut Anda terisi dengan kulit mati dan minyak, yang dapat menyebabkan pori–pori Anda tersumbat. Jika sumbatan ini terinfeksi dengan bakteri, maka terjadi inflamasi dan akan terbentuk jerawat.

Faktor-faktor risiko


Ada banyak faktor risiko untuk jerawat, yaitu:
  • Hormon: kadar hormon seksual yang dikenal dengan androgen meningkat saat pubertas. Hal ini menyebabkan produksi minyak (sebum) yang berlebihan. Beberapa pil KB juga mengandung androgen. Konsultasikan dengan dokter Anda saat mengkonsumsi kontrasepsi oral
  • Beberapa obat dapat menyebabkan jerawat: Anda berisiko tinggi mengalami jerawat jika Anda mengkonsumsi obat–obatan yang mengandung kortikosteroid, androgen, atau litium
  • Riwayat keluarga: Peran genetik sangat penting. Jika orangtua memiliki jerawat, Anda juga berisiko memiliki jerawat
  • Produk yang mengandung minyak: Anda dapat terkena jerawat jika kulit Anda berkontak dengan pelembap atau krim yang mengandung minyak
  • Gesekan atau tekanan pada kulit: Kontak pada kulit atau gesekan keras dengan telepon, ponsel, helm, atau ransel
  • Stres: Stres tidak menyebabkan jerawat, namun jika Anda sedang memiliki jerawat, stres dapat memperparah jerawat Anda

Pengobatan


Terapi jerawat dan jerawat itu sendiri tergantung pada kondisi Anda atau tingkat keparahan jerawat. Terkadang dokter akan menggabungkan beberapa pendekatan untuk mengobati secara efektif dan menghindari “toleransi obat”, karena bakteri pada obat jerawat dapat kebal obat. Anda dapat mengobati jerawat dengan menggunakan krim dan obat.

Untuk jerawat ringan (whiteheads, blackheads atau bintil merah kecil), terapi yang dapat dilakukan adalah:
  • Cuci muka Anda dengan air hangat dan pembersih muka ringan seperti Cetaphil
  • Gunakan pelembap yang mengandung benzoyl peroxide (seperti Oxy 10)
  • Gunakan pelembap yang mengandung asam salisilat (seperti Sastid atau Acnes)

Jika metode di atas tidak berpengaruh, Anda harus pergi ke dokter. Dokter Anda akan meresepkan obat–obatan yang lebih kuat untuk kulit Anda. Dokter Anda dapat meresepkan krim topikal atau antibiotik oral untuk mengobati jerawat Anda.
Untuk jerawat merah, bengkak dan lebih parah lagi, Anda dapat:
  • Menggunakan benzoyl peroxide
  • Tanyakan dokter Anda jika Anda memiliki jerawat kistik atau bernanah
  • Menggunakan krim antibiotik atau dari resep dokter
  • Menggunakan retinoid
  • Menggunakan asam azelaic
  • Antibiotik oral atau retinoid (isotretinoin) dari resep dokter. Inilah terapi yang biasanya digunakan jika metode di atas tidak efektif, karena retinoid dan antibiotik memiliki efek samping. Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat ini tanpa anjuran dokter

Terkadang jerawat harus diobati dengan obat–obatan poten atau kombinasi topikal dan oral. Jerawat dalam yang mengalami radang sering meninggalkan bekas. Oleh karena itu, dokter Anda dapat meresepkan kombinasi obat krim dan oral untuk mencegah bekas jerawat. Ada beberapa metode untuk menghilangkan bekas jerawat seperti terapi laser dan obat salep. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk onformasi lebih lanjut dan terapi yang tepat untuk bekas jerawat.

Sebagian besar terapi jerawat dilakukan selama 6-8 minggu. Beberapa metode dapat memperburuk jerawat Anda sebelum sembuh. Beberapa pil KB dapat membantu mengontrol jerawat. Pil KB mengendalikan kadar androgen dalam tubuh Anda, hormon yang menyebabkan jerawat. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk terapi yang tepat bagi Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk jerawat?


Dokter lebih sering hanya melakukan pemeriksaan mikroskopik dan pemeriksaan pada kulit Anda. Beberapa dokter melakukan pemeriksaan darah untuk membantu Anda memilih obat yang terbaik dan memonitor efek samping selama pengobatan.

Pengobatan di rumah


Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi jerawat:
  • Mengonsumsi makanan sehat, olahraga teratur, dan minum banyak air (minimal 1.5 liter/hari) dapat membantu pengeluaran cairan subkutan dan meningkatkan metabolisme tubuh
  • Bersihkan wajah Anda dengan lembut minimal 2 kali/hari dengan pembersih khusus
  • Tidur cukup untuk mempertahankan hormon Anda
  • Menjaga kebersihan tangan untuk menghindari penyebaran bakteri dan kotoran dari tangan ke jerawat, mencegah jerawat semakin memburuk
  • Obat – obatan atau krim dari dokter Anda
  • Menghindari kosmetik iritan. Anda harus menggunakan kosmetik yang sesuai, sunscreen, dan shampo yang tidak mengandung minyak dan tertulis tidak menyebabkan jerawat pada labelnya
  • Jika Anda teriritasi oleh sinar matahari, solusi terbaik yaitu menghindari paparan sinar matahari secara langsung pada jerawat Anda. Anda harus menggunakan sunscreen bebas minyak. Anda dapat menanyakan pada apoteker atau dokter mengenai krim yang sesuai untuk jerawat Anda
  • Jangan memencet jerawat karena hal ini dapat meyebabkan bekas atau menyebarkan radang. Dokter Anda akan membantu mengeluarkan jerawat Anda saat dibutuhkan
  • Pergi ke dokter jika jerawat bertambah buruk atau meninggalkan bekas setelah diterapi

Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan Jerawat

 
menopause

Pengertian Menopause


Seiring dengan proses penuaan, tiap wanita akan mengalami menopause atau masa berakhirnya siklus menstruasi. Fase alami ini disebabkan oleh perubahan pada kadar hormon tubuh wanita. Menjelang akhir usia 30 tahun, kinerja ovarium akan menurun lalu akhirnya berhenti memproduksi hormon reproduksi pada usia sekitar 50 tahun. 

Usia dan Proses Menopause

Usia menopause pada tiap wanita berbeda-beda, tapi menopause umumnya terjadi usia 50 tahun. Meski demikian, ada juga sebagian wanita yang mengalaminya sebelum berusia 40 tahun. Inilah yang disebut menopause dini atau prematur.

Menopause prematur terjadi pada sekitar satu dari 100 wanita. Gangguan ini terjadi karena ovarium berhenti menghasilkan hormon-hormon reproduksi dalam jumlah normal. Kelainan genetika atau penyakit autoimun diduga sebagai penyebab di balik masalah ini.

Selain terjadi secara alami, menopause juga dapat dipicu oleh beberapa prosedur medis, misalnya operasi pengangkatan rahim atau ovarium. Metode pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi juga dapat memicu menopause dini. Tetapi siklus menstruasi terkadang dapat kembali terjadi setelah kemoterapi dan radioterapi berakhir.

Infeksi akibat malaria, virus varisela, dan tuberkulosis juga dapat memicu terjadinya menopause lebih awal. Begitu juga dengan beberapa jenis kondisi, antara lain hipotiroidisme, sindrom Down, serta penyakit Addison. 

Gejala-gejala Menopause


Tiap wanita tidak memiliki proses menopause yang sama. Proses ini umumnya ditandai dengan menstruasi yang berakhir secara bertahap. Frekuensi dan interval menstruasi akan semakin jarang sebelum akhirnya berhenti sama sekali. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada sebagian wanita yang mengalami menopause dengan siklus menstruasi yang berakhir secara tiba-tiba.

Menjelang menopause, ada beberapa gejala emosional serta fisik yang dapat dirasakan oleh seorang wanita. Gejala-gejala tersebut umumnya meliputi:
  • Perubahan pada siklus menstruasi, misalnya menstruasi yang tidak teratur, volume pendarahan yang sedikit atau berlebihan.
  • Sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot flushes).
  • Kekeringan pada vagina yang dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks.
  • Menurunnya gairah seks.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Gangguan tidur, seperti sering terbangun tiba-tiba dan insomnia, yang juga dapat menyebabkan sulit konsentrasi.
  • Emosi yang tidak stabil, seperti uring-uringan, sedih, atau depresi.
  • Kenaikan berat badan dan metabolisme yang lamban.
  • Sakit kepala.
  • Rambut yang menipis dan kulit kering.
  • Lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih.

Hubungi dokter jika Anda mengalami gejala menopause yang parah, misalnya terjadi infeksi atau muncul rasa nyeri akibat vagina yang kering, atau jika terjadi pendarahan setelah melewati masa menopause. 

Langkah Penanganan Sederhana Untuk Menopause


Menopause umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Gejala-gejalanya juga tidak bersifat permanen dan akan berkurang seiring waktu.

Sebagian besar wanita dapat melakukan perubahan dalam gaya hidup mereka untuk mengurangi gejala-gejalanya. Beberapa langkah sederhana berikut mungkin dapat membantu.
  • Mengatasi sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebarGejala ini dapat ditangani dengan mengenakan pakaian tipis dan menghindari faktor pemicu seperti kafein, minuman panas, makanan pedas, minuman keras, serta stres. Langkah ini juga berguna untuk menangani gejala berkeringat pada malam hari.
  • Menerapkan pola makan yang seimbang dan teratur berolahraga. Selain untuk mencegah kenaikan berat badan yang cenderung mengiringi masa menopause, langkah ini juga berguna untuk menguatkan tulang agar tidak mudah keropos.
  • Cukup beristirahat. Pastikan untuk tidur yang cukup.
  • Melakukan senam Kegel. Langkah ini berguna untuk menguatkan otot dasar panggul sehingga mengurangi inkontinensia urin atau sulit menahan urin.
  • Melakukan teknik relaksasi. Misalnya meditasi, mengatur pernapasan, yoga, serta taichi. Teknik ini dapat membantu untuk mengurangi tingkat stres atau depresi.
  • Jangan merokok. Selain meningkatkan risiko banyak penyakit, merokok juga dapat memperparah gejala menopause.

Langkah Penanganan Medis Untuk Menopause


Tidak semua wanita dapat mengatasi gejala-gejala menopause dengan langkah-langkah sederhana. Jika gejala-gejala menopause yang Anda alami termasuk parah hingga mengganggu rutinitas, dokter biasanya akan menganjurkan penggunaan obat-obatan untuk menguranginya. Penentuan jenis metode penanganan medis ini tergantung kepada gejala-gejala serta riwayat kesehatan Anda.

Terapi penggantian hormon merupakan langkah penanganan menopause yang paling sering digunakan karena tingkat keefektifannya. Obat-obatan dalam terapi ini tersedia dalam bentuk tablet, krim, gel, koyo, dan implan. Selain untuk mengurangi gejala menopause, terapi penggantian hormon jangka panjang juga dapat mengurangi risiko osteoporosis.

Sesuai namanya, kinerja terapi ini adalah dengan menggantikan hormon-hormon reproduksi alami yang menurun seiring proses menopause. Terapi penggantian hormon terbagi dalam dua kategori, yaitu terapi penggantian hormon estrogen dan kombinasi.

Terapi penggantian hormon estrogen hanya dianjurkan bagi wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan ovarium dan rahim karena estrogen dapat meningkatkan risiko kanker rahim. Sedangkan terapi penggantian hormon kombinasi (estrogen dan progesteron) diberikan untuk wanita yang masih memiliki rahim.

Penggunaan obat-obatan dalam terapi ini dapat dihentikan secara bertahap setelah gejala-gejala menopause berakhir. Pada umumnya, durasi gejala menopause yang dialami oleh seorang wanita adalah sekitar 2-5 tahun.

Selama masa menopause, tingkat kesuburan wanita menurun karena produksi hormon yang berkurang. Tetapi harap diingat bahwa kemungkinan hamil tetap ada meski Anda sedang menjalani terapi penggantian hormon yang mirip dengan pil kontrasepsi. Karena itu, tetaplah menggunakan alat kontrasepsi sampai masa menopause Anda berakhir.

Jika terapi penggantian hormon kurang cocok untuk Anda, dokter biasanya akan menganjurkan tibolone sebagai obat alternatif karena kinerjanya yang serupa. Tetapi obat ini tidak cocok untuk wanita berusia di atas 60 tahun.

Di samping terapi penggantian hormon dan tibolone, ada beberapa metode penanganan lain yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause. Di antaranya:
  • Clonidine. Obat antihipertensi ini terbukti dapat mengurangi gejala sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar(hot flushes).
  • Pelumas vagina untuk mengatasi kekeringan pada vagina serta rasa sakit saat berhubungan seks.
  • Antidepresan, misalnya fluoxetine dan citalopram, untuk mengatasi hot flushes.

Tiap metode pengobatan pasti memiliki efek samping. Karena itu, para wanita dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter setelah tiga bulan pertama menjalani terapi penggantian hormon penggunaan lalu pemeriksaan rutin setahun sekali. Sementara wanita yang menggunakan metode penanganan lain disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter setidaknya setahun sekali. Jika gejala-gejala Anda tidak berkurang setelah beberapa waktu penggunaan, Anda bisa menghentikan pengobatan.

Mengenal Apa Itu Menopause

 
batu empedu

Apa itu batu empedu ?


Batu empedu adalah kodisi yang disebabkan karena cairan empedu, cairan yang diproduksi oleh hati untuk mencerna lemak, mengeras.

Kantong empedu anda, organ dibawah hati yang berbentuk seperti buah pir, merupakan tempat penyimpanan cairan empedu. Batu empedu biasanya terbentuk akibat tersumbatnya kantong empedu atau saluran empedu anda. Ukuran batu empedu dapat bervariasi. Batu empedu dapat berukuran seperti sebutir pasir atau sebesar bola golf. Batu empedu dapat menyebabkan nyeri dan efek berbahaya bagi tubuh.

Terdapat 2 jenis batu empedu, yaitu:
1. Batu kolesterol, batu ini berwarna kuning dan terutama mengandung kolesterol yang tidak dapat dicerna. Batu ini merupakan batu yang paling sering terjadi.
2. Batu pigmen. Batu ini berwarna cokelat tua dan hitam dan terutama mengandung bilirubin yang berlebihan.

Seberapa umumkah batu empedu ?


Batu empedu sering terjadi. Batu empedu biasanya terjadi pada orang tua, wanita, dan orang dengan berat badan berlebih. Wanita lebih mudah menderita batu empedu karena hormon wanita, esterogen. Kasus ini lebih banyak ditemukan terjadi pada penduduk asli Amerika dan orang Meksiko di Amerika.

Tanda-tanda dan Gejala


Apa saja tanda dan gejala batu empedu ?


Sebagian besar kasus batu empedu tidak menunjukan gejala yang khas. Namun, gejala tampak saat ukuran batu empedu cukup besar. Gejalanya dapat berupa:
1. Nyeri mendadak dan terus-menerus pada perut kanan atas
2. Nyeri mendadak dan terus-menerus pada perut tengah, dubawah tulang dada.
3. Nyeri punggung diantara tulang bahu
4. Tubuh dan mata berwarna kuning
5.  BAB dempul
6. Mual dan muntah
7. Demam

Kapan harus periksa ke dokter ?


Harus menghubungi dokter apabila sudah mengalami gejala-gejala berikut:
1. Nyeri perut hebat dan terus-menerus sehingga tidak dapat duduk.
2. Badan atau mata berwarna kuning
3. Demam tinggi atau menggigil.

Jika memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala diatas atau pertanyaan lainnya, konsultasikan dengan dokter anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan anda.

Penyebab


Penyebab pasti batu empedu belum diketahui namun dokter menyatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh, yaitu:
1. Kantong empedu berisi kolesterol yang berlebihan. Biasanya, kantong empedu berisi kandungan yang cukup untuk memecah kolesterol yang dikeluarkan dari hati. Namun jika hati mengeluarkan kolesterol lebih banyak dari yang dapat dipecah kantong empedu, kolesterol tersebut akan mengkristal dan menjadi batu empedu.
2. Cairan batu empedu mengandung bilirubin yang berlebihan. Bilirubin merupakan kandungan hasil pemecahan sel darah merah. Beberapa penyakit menyebabkan hati memproduksi lebih banyak bilirubin. Penyakit ini misalnya sirosis dan infeksi bilier. Bilirubin yang berlebihan dapat menyebabkan batu empedu.
3. Kantong empedu tidak dapat kosong secara sempurna. Hal ini membuat cairan empedu menjadi lebih pekat dan mengeras, sehingga membentuk batu empedu.

Faktor-Faktor Risiko


Ada banyak faktor risiko untuk batu empedu, yaitu:
1. Usia lebih dari 60 tahun
2. Berat badan berlebih atau obesitas
3. Hamil
4. Banyak konsumsi makanan tinggi lemak, tinggi kolesterol dan rendah serat
5. Riwayat keluarga batu empedu
6. Menderita penyakit lain seperti diabetes, infeksi hati atau sirosis.
7. Konsumsi obat-obatan penurun kolesterol atau obat yang mengandung estrogen

Pengobatan



Batu empedu yang tidak menyebabkan gejala tidak membutuhkan terapi, namun membutuhkan monitor yang ketat. Jika muncul gejala, pilihan terapi yang dapat dilakukan berupa:
  • Pembedahan. Pembedahan sangat dianjurkan jika batu empedu terus kembali terbentuk. Jika kantong empedu Anda diambil, cairan empedu akan mengalir langsung dari hati ke usus kecil Anda
  • Terapi obat-obatan. Terdapat beberapa obat yang dapat memecah batu empedu namun membutuhkan waktu yang cukup panjang. Terapi ini biasanya diberikan jika pembedahan tidak dapat dilakukan

Setiap kondisi dapat berbeda. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk terapi yang tepat bagi Anda.

 

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk batu empedu


Untuk membuat diagnosis yang tepat, dokter Anda dapat melakukan pemeriksaan berikut:
  • Cek dan pemeriksaan fisik
  • Ultrasound atau computerized tomography (CT) scan daerah perut untuk melihat gambaran kantong empedu Anda
Pemeriksaan untuk mengecek saluran empedu Anda. Pemeriksaan tersebut yaitu hepatobiliary iminodiacetic acid (HIDA), magnetic resonance imaging (MRI), atau endoscopy retrograde cholangiopancreatography (ERCP).

Pengobatan di rumah


Anda dapat mencegah batu empedu jika Anda menjaga berat badan Anda dalam rentang yang normal. Anda harus mengurangi konsumsi lemak, protein, namun menambah konsumsi serat untuk mengurangi kolesterol.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.




Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan Batu Empedu

 
bronkitis

Pengertian Bronkitis


Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara utama dari paru-paru atau bronkus yang menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi pada saluran udara itu. Kondisi ini termasuk sebagai penyakit pernapasan.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang diakibatkan oleh bronkitis:
  • Batuk-batuk disertai lendir berwarna kuning keabu-abuan atau hijau
  • Sakit pada tenggorokan
  • Sesak napas
  • Hidung beringus atau tersumbat
  • Sakit atau rasa tidak nyaman pada dada
  • Kelelahan

Bronkitis terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bronkitis akut yang bertahan selama dua hingga tiga minggu. Bronkitis akut adalah salah satu infeksi sistem pernapasan yang paling umum terjadi. Bronkitis akut paling sering menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Kedua, bronkitis kronis adalah infeksi bronkus yang bertahan setidaknya tiga bulan dalam satu tahun dan berulang pada tahun berikutnya. Bronkitis kronis lebih sering terjadi pada orang dewasa di atas usia 50 tahun. 

Penyebab Terjadinya Bronkitis


Bronkus adalah saluran udara pada sistem pernapasan yang membawa udara ke paru-paru dan sebaliknya. Dinding bronkus menghasilkan mukosa atau dahak untuk menahan debu dan partikel lain yang bisa menyebabkan iritasi agar tidak masuk ke dalam paru-paru.

Bronkitis akut berasal dari infeksi paru-paru yang kebanyakan disebabkan oleh virus. Iritasi dan peradangan menyebabkan bronkus menghasilkan mukosa lebih banyak. Dan tubuh berusaha mengeluarkan dahak atau mukosa yang berlebihan dengan cara batuk.
Terserang bronkitis akut berkali-kali dapat menekan dan melemahkan bronkus sehingga akhirnya mengarah pada bronkitis kronis.

Penyebab bronkitis yang paling umum adalah kebiasaan merokok. Tiap isapan rokok berpotensi merusak bulu-bulu kecil di dalam paru-paru yang disebut rambut silia. Rambut silia berfungsi menghalau dan menyapu keluar debu, iritasi, dan mukosa atau lendir yang berlebihan. Setelah beberapa lama, kandungan rokok bisa menyebabkan kerusakan permanen pada silia dan lapisan dinding bronkus. Saat ini terjadi, kotoran tidak bisa dikeluarkan dan dibuang dengan normal. Dahak dan kotoran yang menumpuk di dalam paru-paru membuat sistem pernapasan menjadi lebih rentan terserang infeksi.

Pada kebanyakan kasus, bronkitis bisa diatasi dengan mudah di rumah. Anda hanya perlu menemui dokter jika gejala bronkitis yang muncul menjadi semakin parah dan tidak seperti biasanya, misalnya:
  • Batuk yang dialami lebih parah dan bertahan lebih lama dari tiga minggu.
  • Mengalami demam selama lebih dari tiga hari.
  • Batuk berdahak yang diikuti dengan darah.
  • Anda menderita penyakit jantung atau paru-paru yang jadi penyebab dasarnya. Misalnya penyakit asma atau gagal jantung.

Untuk mendiagnosis bronkitis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami, memeriksa dan juga mendengarkan rongga dada memakai stetoskop. 

Pengobatan Untuk Berbagai Tipe Bronkitis


Bronkitis akut biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, jadi terkadang tidak diperlukan pengobatan untuk bronkitis. Selagi menunggu penyakit ini berlalu, Anda disarankan minum banyak cairan dan juga banyak istirahat. Pada beberapa kasus, gejala bronkitis bisa bertahan lebih lama.

Gejala bronkitis kronis biasanya akan bertahan setidaknya tiga bulan. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan bronkitis kronis, tapi ada obat yang bisa digunakan untuk meredakan gejala yang muncul. Sebaiknya Anda hindari merokok atau lingkungan dengan banyak perokok di sekitarnya. Kondisi ini bisa memperparah gejala yang muncul jika Anda menderita bronkitis kronis. 

Komplikasi Yang Mungkin Terjadi


Komplikasi bronkitis yang paling umum terjadi adalah pneumonia. Komplikasi ini terjadi ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam paru-paru. Infeksi ini menyebabkan kantong udara dalam paru-paru terisi dengan cairan. Sekitar 5% kasus bronkitis berujung pada pneumonia.

Orang yang lebih rentan terkena infeksi, seperti anak muda dan orang yang dalam kondisi sakit, mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terjadinya pneumonia.

Gejala Bronkitis


Gejala utama dari bronkitis adalah batuk kering. Tetapi ada juga kemungkinan batuk akan mengeluarkan lendir kental berwarna kuning keabu-abuan, walau ini tidak selalu terjadi. Batuk mungkin akan bertahan selama beberapa minggu setelah gejala lainnya menghilang. Batuk yang berkelanjutan bisa membuat dada dan otot perut terasa sakit. 

Gejala Lain Yang Muncul


Gejala bronkitis lainnya adalah:
  • Sesak napas
  • Tenggorokan sakit
  • Sedikit demam dan menggigil
  • Sakit kepala
  • Hidung dan sinus yang tersumbat
  • Badan terasa nyeri

Gejala ini mungkin tidak parah dan Anda mungkin tidak perlu menemui dokter, tapi gejala bronkitis mirip dengan pneumonia. Sangat penting untuk memerhatikan perubahan pada gejala yang dialami. 

Bronkitis Jangka Panjang atau Kronis


Gejala bronkitis kronis biasanya memburuk pada saat cuaca menjadi lebih dingin atau kering. Umumnya penderita bronkitis kronis mengalami dua kali serangan bronkitis yang parah dalam setahun. Jika Anda menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), Anda akan lebih kehabisan napas saat berolahraga atau beraktivitas. Berikut ini adalah gejala yang biasanya muncul pada bronkitis kronis atau akut:
  • Batuk.
  • Produksi mukosa atau lendir berwarna kuning keabu-abuan, dan bisa tercampur darah.
  • Kelelahan.
  • Sesak napas.
  • Dada terasa tidak nyaman.

Bronkitis kronis ditandai dengan batuk produktif yang bertahan setidaknya tiga bulan dan akan muncul kembali setidaknya selama dua tahun berturut-turut. 

Saat yang Tepat untuk Memeriksakan Diri keDokter


Segera temuilah dokter, jika Anda menderita:
  • Batuk yang sangat parah atau yang bertahan lebih dari tiga minggu.
  • Demam selama lebih dari tiga hari.
  • Lendir batuk Anda disertai dengan darah.
  • Bernapas dengan cepat sekitar 30 kali per menit atau mengalami sesak dada.
  • Mudah mengantuk atau bingung.
  • Pernah terkena bronkitis berkali-kali sebelumnya.
  • Menderita penyakit jantung atau paru-paru, misalnya asma, emfisema, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau gagal jantung kongestif.

Penyebab Bronkitis


Pada umumnya bronkitis disebabkan oleh virus dan sebagian besar di antaranya disebabkan oleh virus juga menyebabkan pilek dan flu. Virus bisa terhirup saat tertahan di udara. Virus ini terkandung dalam jutaan tetes yang keluar dari hidung atau mulut saat kita batuk atau bersin. Virus ini juga bisa bertahan di permukaan benda apa pun selama satu hari. Seseorang bisa terinfeksi dengan menyentuh benda yang terkontaminasi, lalu meletakkan tangannya di dekat mulut atau hidung. Selain virus, infeksi bronkitis juga bisa disebabkan oleh bakteri.

Pemicu bronkitis yang paling utama adalah kebiasaan merokok. Orang yang merokok atau tinggal dengan perokok aktif lebih berisiko terkena bronkitis.

Bronkitis juga bisa dipicu oleh lingkungan kerja yang tidak sehat. Kondisi ini lebih sering disebut sebagai bronkitis okupasi. Istilah bronkitis okupasi dipakai ketika penderita mengalami bronkitis akibat unsur iritasi di tempat kerja seperti serat kain, amonia, serpihan debu dan klorin.

Selain itu, penyakit asam lambung parah juga bisa mengakibatkan iritasi pada tenggorokan dan membuat Anda rentan terhadap bronkitis.

Diagnosis Bronkitis


Jika Anda menderita bronkitis, Anda mungkin tidak perlu menemui dokter. Terkecuali Anda mengalami gejala yang parah. Jika Anda menemui dokter, mereka biasanya bisa membuat diagnosis dengan menanyakan gejala, memeriksa dan mendengarkan rongga dada Anda memakai stetoskop. 

Memahami Kondisi Kesehatan Lainnya


Dokter mungkin perlu memeriksa jika ada penyakit infeksi paru-paru lainnya. Misalnya pneumonia yang memiliki gejala sama seperti bronkitis. Jika dokter mencurigai Anda menderita pneumonia, dokter akan mengambil sampel mukosa atau lendir untuk diperiksa. Selain itu dokter juga akan melakukan pencitraan sinar X untuk daerah dada.

Jika dokter mencurigai ada penyakit dasar yang tidak diketahui dan menyebabkan bronkitis, misalnya asma dan emfisema, tes fungsi paru mungkin diperlukan. Anda diminta ambil napas dalam-dalam dan meniupkannya pada alat yang disebut spirometer. Alat ini memeriksa kinerja paru-paru dengan mengukur jumlah udara di keluarkan paru-paru Anda. Penurunan kapasitas jumlah udara dalam paru-paru bisa berarti adanya masalah dasar.

Pengobatan Bronkitis

 

Penanganan pada Bronkitis Akut


Khususnya pada kasus bronkitis akut, biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan medis. Berikut ini adalah beberapa cara pengobatan sederhana yang bisa dilakukan sendiri:
  • Banyak beristirahat.
  • Minum banyak air. Air dapat membantu mengencerkan lendir agar mudah terangkat dari paru-paru. Asupan cairan yang cukup juga penting untuk mencegah dehidrasi.
  • Berhenti merokok dan menghindari asap (pabrik, knalpot, bahan kimia). Merokok dan asap bisa memperburuk bronkitis yang dialami.
  • Khususnya untuk anak-anak, berikan campuran madu dengan lemon yang dapat membantu meredakan sakit tenggorokan.
  • Hindari mengonsumsi obat batuk. Batuk sebenarnya membantu mengeluarkan lendir atau dahak. Anda tidak perlu minum obat batuk, kecuali pada malam hari saat batuk mengganggu tidur Anda.

Antibiotik tidak akan diberikan pada kasus bronkitis yang disebabkan oleh virus karena tidak akan memberi efek apa-apa. Pemberian antibiotik diperlukan jika ada kemungkinan terjadi infeksi bakteri. Jika ada peningkatan dalam jumlah dahak dan kekentalannya, berarti Anda sudah terinfeksi bakteri. Resep antibiotik yang diberikan biasanya adalah untuk lima hari. 

Penanganan Bronkitis Kronis


Jika Anda menderita bronkitis kronis, paru-paru Anda secara otomatis menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Anda mungkin membutuhkan vaksinasi flu tahunan dan vaksinasi pneumonia. Tapi jika dokter melarang Anda karena alasan tertentu, jangan melakukan vaksinasi itu.

Bronkitis kronis diobati dengan cara yang sama seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Untuk mengencerkan mukosa atau dahak yang ada, obat yang bernama mucolytic bisa dikonsumsi. Cara yang lainnya adalah rehabilitasi paru. Hal ini dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul.

Untuk bronkitis kronis, disarankan untuk menghindari obat-obatan yang dibeli bebas dari apotek, kecuali dokter yang menyarankannya. Dokter akan meresepkan obat jika mukosa atau dahak sulit untuk dikeluarkan. Bagi penderita bronkitis kronis, sangat disarankan untuk berhenti merokok agar kondisinya tidak bertambah parah.

Komplikasi Bronkitis

 

Terjadinya Pneumonia


Sekitar 5% orang yang mengidap bronkitis menderita infeksi sekunder di dalam salah satu atau kedua paru-paru. Infeksi ini terutama menyerang kantong-kantong udara yang dikenal sebagai alveoli. Infeksi ini juga disebut sebagai pneumonia. Risiko orang menderita pneumoniaakan meningkat jika:
  • Kian berusia tua.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Menderita penyakit lain seperti pada jantung, atau ginjal.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Gejala-gejala pneumonia antara lain:
  • Denyut jantung yang cepat.
  • Kesulitan bernapas. Bernapas pendek dan cepat meski sedang beristirahat.
  • Mengalami demam.
  • Merasa tidak sehat.
  • Sakit pada dada.
  • Kehilangan selera makan.
  • Panas dingin

Pneumonia ringan bisa diatasi dengan antibiotik dan perawatan di rumah. Tapi untuk kasus yang lebih parah harus perawatan dilakukan di rumah sakit. Mesin alat bantu pernapasan atau ventilator, bisa membantu pernapasan. Sedangkan obat antibiotik bisa diberikan langsung ke dalam pembuluh darah melalui infus.

Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan Bronkitis

 
cacar air

Apa itu cacar air?


Cacar air, alias chickenpox (varisela), adalah infeksi virus pada kulit dan membran mukosa yang menyebabkan lenting pada seluruh tubuh dan wajah. Penyakit ini dapat menular ke orang yang belum pernah menderita cacar air atau belum pernah menerima vaksin cacar air. Penyebabnya yaitu virus herpes yang disebut dengan virus varicella-zoster. Virus ini menyebabkan cacar air pada anak-anak dan shingles (herpes zoster) saat dewasa. Shingles lebih terasa nyeri dan dapat mengakibatkan komplikasi yang berat.

Seberapa umumkah cacar air?


Cacar air merupakan penyakit menular yang sering terjadi. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia. Namun sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah 15 tahun. Orang dengan sistem imun yang lemah lebih berisiko seperti bayi, ibu hamil, dan lansia. Vaksin dapat mencegah cacar air atau membuat penyakit ini menjadi lebih ringan. Sebagian besar kasus yang parah terjadi pada orang dewasa.

Tanda-tanda & gejala


Gejala dan tanda cacar air biasanya muncul 7-21 hari setelah paparan. Gejalanya berupa demam ringan, pilek, batuk ringan, sakit kepala, lemas, dan tidak nafsu makan. Ruam merah muncul pada tubuh 2-3 hari setelahnya yang kemudian berkembang menjadi ruam gatal, membentuk lenting yang mengering dan berbentuk koreng dalam 4-5 hari. Lenting yang muncul dapat berjumlah sedikit, atau dapat pula lebih dari 500 lentingan. Cacar air biasanya menular sejak 1-2 hari sebelum ruam muncul hingga 6 hari setelah lentingan terbentuk. Pada mulut, telinga, dan mata juga dapat berbentuk ulkus.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?


Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
  • Bintik merah menyebar ke salah satu mata atau kedua mata Anda
  • Bintik menjadi lebih sensitif dan panas. Ini dapat menjadi tanda infeksi
  • Pusing, disorientasi, denyut jantung cepat, sesak, gemetar, batuk yang berat, muntah, kaku leher atau demam tinggi lebih dari 39,4°C
  • Riwayat keluarga memiliki sistem imun yang rendah atau memiliki anak berusia kurang dari 6 bulan

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab


Penyebab cacar air adalah virus herpes varicella-zoster. Orang dapat terkena cacar air jika ada orang di sekitarnya yang menderita cacar air dan menghirup droplet (partikel air kecil seperti hujan rintik-rintik yang mungkin dihasilkan ketika seseorang batuk atau bersin) yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Infeksi cacar air juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi kulit penderita.

Faktor-faktor risiko


Ada banyak faktor risiko untuk cacar air, yaitu:
  • Anda tidak memiliki riwayat cacar air
  • Anda belum menerima vaksin cacar air
  • Bekerja dalam keperawatan atau sekolah dasar
  • Tinggal dengan anak-anak

Pengobatan


Anak yang sehat tidak membutuhkan terapi khusus dan dapat sembuh sendiri. Obat non-aspirin seperti asetaminofen dapat menurunkan demam. Jangan berikan aspirin pada anak dengan cacar air. Antihistamin, pelembap seperti calamine, dan mandi oatmeal dapat mengurangi rasa gatal. Konsumsi banyak cairan dan istirahat sangat dianjurkan. Untuk mencegah penyebaran cacar air, jauhkan anak-anak dari orang lain hingga lenting mengering. Orang dengan risiko tinggi infeksi dan orang dengan sistem imun yang terganggu (misalnya orang yang transplantasi tulang belakang atau penderita leukemia) dapat mengkonsumsi obat antivirus untuk mencegah komplikasi.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk cacar air


Bintik-bintik akibat cacar air berbeda dari jenis ruam yang lain, sehingga diagnosis mudah ditentukan. Dokter akan melakukan pengecekan riwayat medis dan melihat ruam untuk membuat diagnosis.

Pengobatan di rumah


Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi cacar air:
  • Hubungi dokter Anda jika Anda sedang hamil dan Anda terpapar dengan penderita cacar air
  • Bersihkan tangan Anda secara teratur dan cucilah sprei serta pakaian yang baru dipakai dengan air sabun yang panas
  • Jaga agar kuku Anda tetap pendek agar Anda tidak menggaruk untuk mencegah infeksi
  • Beristirahat, namun tetap bisa beraktivitas ringan
  • Gunakan obat non-aspirin untuk mengobati demam
  • Beritahu staf sekolah dan orangtua teman yang mungkin juga terpapar
  • Konsumsi obat antihistamin dan gunakan spon khusus saat mandi untuk mengurangi rasa gatal
  • Hubungi dokter Anda jika demam lebih dari 38°C atau jika Anda merasa lemas, sakit kepala, atau sensitif terhadap cahaya
  • Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami muntah-muntah, sulit tidur, rewel, serta penurunan kesadaran
  • Vaksin cacar air juga tersedia untuk orang yang belum pernah menderita cacar air

Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan Cacar Air

 
bintitan

Pengertian Bintitan


Bintitan adalah kondisi ketika bintil menyakitkan yang berbentuk seperti jerawat atau bisultumbuh di tepi kelopak mata. Sebagian besar bintitan hanya muncul pada salah satu mata. Kondisi ini juga umumnya tidak berdampak buruk pada kemampuan penglihatan pengidap.

Bintitan biasanya terjadi di kelopak mata bagian luar, tapi terkadang juga bisa muncul di bagian dalam. Bintil yang tumbuh di bagian dalam lebih menyakitkan daripada yang tumbuh di luar. 

Gejala-gejala Bintitan


Indikasi bintitan termasuk mudah terdeteksi karena tumbuhnya benjolan merah yang mirip bisul pada kelopak mata. Gejala-gejala lain yang menyertai kondisi ini meliputi:
  • Mata berair dan merah.
  • Kelopak mata yang bengkak dan terasa nyeri.
  • Munculnya kotoran mata di sekeliling kelopak mata.

Hampir semua kasus bintitan tidak membutuhkan penanganan medis khusus dan bisa sembuh sendiri, tapi risiko komplikasi tetap ada. Karena itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika bintitan yang Anda alami tidak menunjukkan tanda-tanda membaik setelah dua hari dan pembengkakan menyebar hingga ke bagian lain wajah, seperti pada pipi. 

Penyebab Bintitan


Penyebab utama bintitan adalah bakteri stafilokokus. Bakteri ini biasanya hidup pada kulit manusia tanpa menyebabkan penyakit. Tetapi risiko bintitan akan meningkat jika kita menyentuh mata dengan tangan yang kotor. Contoh infeksi akibat bakteri yang dapat memicu bintitan adalah infeksi yang terjadi pada akar bulu mata, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat.
Di samping bakteri, peradangan pada kelopak mata atau blefaritis juga dapat memicu terjadinya bintitan. Terutama jika Anda mengidap blefaritis jangka panjang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau komplikasi akibat penyakit kulit rosaseae. 

Langkah Pengobatan Bintitan


Sebagian besar bintitan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-20 hari. Bintitan akan sembuh setelah pecah dan mengeluarkan nanah. Tetapi jangan pernah memencet atau memecahkan benjolan bintitan Anda. Tunggu sampai benjolan pecah sendiri.

Terdapat langkah-langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejala serta ketidaknyamanan karena bintil tersebut. Beberapa di antaranya adalah:
  • Menjaga kebersihan mata, misalnya dengan menghindari pemakaian kosmetik untuk sementara.
  • Kompres air hangat. Mengompres kelopak mata dengan air hangat sebanyak 3-6 kali sehari dapat mengurangi rasa nyeri sekaligus mempercepat kesembuhan.
  • Jangan memakai lensa kontak. Hindari lensa kontak sampai bintitan sembuh.
  • Analgesik. Anda bisa mengonsumsi analgesik atau obat pereda sakit jika dibutuhkan.

Jika bintitan Anda tidak kunjung sembuh dan rasa nyeri bertambah parah, sebaiknya berobat ke dokter. Langkah penanganan yang umumnya dilakukan adalah mengeluarkan nanah agar tekanan pada mata akan berkurang.

Selain itu, penggunaan antibiotik terkadang akan dianjurkan. Terutama jika Anda juga mengalami komplikasi lain, misalnya kalazion(kista yang disebabkan tersumbatnya salah satu kelenjar pada kelopak mata) atau selulitis preseptal (infeksi pada jaringan di sekitar mata). 


Pencegahan Bintitan


Menjaga kebersihan mata adalah langkah terpenting agar terhindar dari bintitan. Proses tersebut dapat kita lakukan melalui langkah-langkah sederhana sebagai berikut:
  • Jangan menggosok mata. Tindakan ini dapat memicu iritasi dan berpindahnya bakteri ke mata.
  • Lindungi mata Anda dengan senantiasa mencuci tangan sebelum menyentuh mata atau memakai kacamata pelindung saat membersihkan rumah agar terhindar dari debu.
  • Jika Anda menggunakan lensa kontak, cuci dan sterilkan sebelum digunakan. Pastikan Anda tidak lupa mencuci tangan sebelum memasangnya.
  • Perhatikan kosmetik yang Anda gunakan. Hindari kosmetik yang kedaluarsa, bersihkan dandanan Anda sebelum tidur, dan buanglah kosmetik untuk mata yang pernah Anda gunakan sebelum dan sewaktu mengidap bintitan.
  • Segera tangani infeksi atau inflamasi pada kelopak mata dengan seksama.

Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan Bintitan

 
bisul

Apa itu bisul?


Bisul adalah benjolan berisi nanah pada kulit. Bisul biasanya disebabkan karena adanya infeksi pada folikel rambut di kulit. Bisul bisa muncul di daerah wajah, leher, ketiak, pantat, dan paha. Bisul dapat muncul lebih dari 1 dalam waktu yang bersamaan. Kondisi ini tidaklah serius dan mudah disembuhkan.

Seberapa umumkah bisul?


Bisul sangat sering terjadi. Bisul dapat terjadi pada laki-laki maupun wanita. Biasanya bisul berhubungan dengan penyebab lain. Diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.


Tanda-tanda & gejala


Bisul biasanya muncul berbentuk benjolan kecil yang nyeri, berdiameter 1,5 hingga 5 cm. Bisul dapat muncul di area leher, wajah, pinggang, lipat paha, ketiak, dan pantat. Bisul dapat membesar dan semakin nyeri.

Beberapa bisul terdapat di lapisan kulit yang lebih dalam, lalu muncul dan mengeluarkan cairan berisi darah dan cairan putih. Setelah bisul berisi nanah, rasa nyeri akan berkurang namun bengkak dan kemerahan menetap dalam beberapa hari atau minggu, juga dapat meninggalkan bekas. Jika tidak diobati dengan tepat, bisul dapat memasuki aliran darah dan menginfeksi organ sekitar, menyebabkan infeksi.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?


Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini: 

demam;

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab


Bisul terjadi saat folikel rambut terinfeksi bakteri pada kulit. Bakteri yang paling sering menyebabkan bisul yaitu Staphylococcus aureus (biasanya ditemukan di kulit dan hidung). Bisul biasanya berawal dari folikel rambut dan secara bertahap menginfeksi lapisan kulit yang lebih dalam. Bisul dapat menular ke orang lain jika berkontak dengan nanah pada bisul. Pada beberapa keadaan, bisul dapat menimbulkan luka pada kulit yang memudahkan masuknya bakteri melalui garukan atau gigitan serangga.

Penyebab lainnya yaitu diabetes atau alkoholisme meningkatkan risiko terkena bisul karena lebih lemahnya sistem imun. Bisul dapat bertambah parah dan menyebabkan infeksi bakteria yang dapat masuk ke aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan infeksi yang lebih berat.

Faktor-faktor risiko


Ada banyak faktor risiko untuk bisul, yaitu jerawat dan eksim dapat meningkatkan risiko Anda. Karena kelainan ini merusak lapisan pelindung kulit yang membuat Anda semakin mudah terkena bisul.

Pengobatan


Bisul dapat sembuh sendiri dalam waktu yang singkat setelah terasa gatal dan sedikit nyeri. Untuk kasus yang lebih berat, pilihan terapinya dapat berupa:

Setiap kondisi dapat berbeda. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk terapi yang tepat bagi Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk bisul?


Dokter Anda akan mendiagnosis bisul dengan memeriksa kulit yang terinfeksi dan mengambil sampel nanah untuk diperiksa.

Pengobatan di rumah


Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi bisul: 

demam atau gejala Anda tidak membaik setelah 3-4 hari terapi.

Mengenal Apa Itu Bisul